Faktanews24.com – Pacitan, Pilkada serentak 2024 telah tiba, dan Pacitan pun bersiap untuk memilih pemimpin baru. Namun, di tengah euforia demokrasi yang terpancar, kita perlu menelisik lebih dalam makna demokrasi itu sendiri. Apakah demokrasi di Pacitan hanya sebatas slogan, atau benar-benar menjadi ruh dalam proses pemilihan pemimpin?
Seolah-olah, demokrasi di sini menjadi sebuah panggung sandiwara. Tawa dan senyum terkembang lebar, namun di balik itu, apakah terdapat ketulusan dan komitmen untuk membangun Pacitan yang lebih baik? Apakah setiap pasangan calon benar-benar berjuang untuk kepentingan rakyat, atau hanya mementingkan kekuasaan dan kepentingan kelompok tertentu?
Kita seringkali menyaksikan pilkada dipenuhi dengan kampanye yang mencolok, berisi janji manis, dan tak jarang memanfaatkan polarisasi masyarakat untuk mendapatkan simpati. Namun, di balik kemilau kampanye, apakah terdapat konsep demokrasi yang bersih, transparan, dan bertanggung jawab?
Demokrasi yang sejati adalah demokrasi yang menjamin kesetaraan dan keadilan bagi semua warga. Bukan demokrasi yang hanya bermakna pemilihan pemimpin melalui suara mayoritas, tetapi demokrasi yang menghormati hak minoritas, menjunjung tinggi nilai keadilan, dan memberikan ruang bagi semua warga untuk berpartisipasi dalam proses demokrasi.
Pilkada Pacitan harus menjadi momentum bagi kita untuk memperjuangkan demokrasi yang sejati. Kita harus cerdas dalam memilih pemimpin, tidak terpengaruh oleh janji manis yang tak berbasis realitas, dan menghindari polarisasi yang dapat memecah belah persatuan dan kesatuan masyarakat.
Mari kita bersama-sama mengawal Pilkada Pacitan agar menjadi proses demokrasi yang bersih, adil, dan menghasilkan pemimpin yang benar-benar memperjuangkan kepentingan rakyat. Jangan biarkan demokrasi di Pacitan hanya menjadi sebuah slogan, tetapi jadikanlah ia sebagai nilai luhur yang mendasari setiap langkah kita dalam membangun Pacitan yang lebih baik dan sejahtera.***
Penulis : Jefri Asmoro Diyatno
