Lahir Perwira Perhubungan Khansadinah Nahdah Wahyuda Mojokerto, Dari Sidang Senat Terbuka PTDI – STTD 2023

BEKASI,faktanews24-Diketahui beberapa kampus ‘ikatan – dinas’ dibawah berbagai kementerian dan lembaga mengadakan Sidang Senat Terbuka untuk kelulusan tahun 2023 ini. Diantaranya Politeknik Transportasi Darat (Poltrada) Bali yang telah melaksanakan Sidang Senat Terbuka Angkatan I pada Kamis 24 Agustus 2023, kemudian Politeknik Transportasi Darat Indonesia – Sekolah Tinggi Transportasi Darat (PTDI – STTD) Bekasi, Sabtu 9 September 2023.

PTDI – STTD dibawah naungan Menteri Perhubungan yang mencetak Perwira Perhubungan dengan ‘pangkat’ Penata Muda atau 3a, yang pangkatnya setara dengan lulusan Akademi Militer (Akmil) yang berpangkat Letnan Dua (Letda) dan Akademi Kepolisian (Akpol) dengan pangkat Inspektur Dua (Ipda).

Kurang-lebih hal tersebut diungkapkan R. Trihar pemerhati masalah Sosial Dan Transportasi memantau medsos. Diungkapkannya, untuk Poltrada Bali meluluskan 72 orang yang terdiri dari Program Studi D-3 Teknologi Otomotif, Program Studi D-3 Manejemen Logistik, dan Program Studi D-3 Manejemen Transportasi Jalan. Sedangkan untuk PTDI – STTD meluluskan 931 orang yang didalamnya lulus menjadi Perwira Perhubungan, jika merujuk gaji dan tunjangan dari data tahun 2020, sekitar Rp.9 juta lebih per bulan. Belum termasuk remon serta ‘tunjangan’ aktivitas luar daerah.

“Selamat untuk para Perwira Perhubungan yang baru lahir lagi dari PTDI – STTD, lebih-lebih untuk yang D4 atau setara S1,” ungkap R. Trihar yang salah satu saudaranya orang penting KPK.

Dari data yang dimiliki R. Trihar terdapat ratusan taruna yang dinyatakan lulus menjadi Perwira Perhubungan, termasuk yang dari Jawa Timur. Diantara yang dari Jawa Timur lulusan D4 / S1 PTDI – STTD adalah Khansadinah Nahdah Wahyuda dari Mojokerto putri Siswahyu Kurniawan penulis sejumlah buku termasuk buku biografi pelawak nasional Asmuni – Srimulat, serta buku Bung Karno Dan Pak Harto.

Nama-nama lain, selain Khansadinah Nahdah Wahyuda (Khansa / Dinah) yang dari Jawa Timur untuk jurusan D4 Transportasi Darat (D4 Transdar) diantaranya adalah: 1.Abiyu Syakur Rafidin (Surabaya); 2.Danang Satriawan (Blitar); 3.Muhammad Viqy Indra Diola (Pasuruan); 4.Nindita Oktavira Damayanti (Blitar); 5.Bintang Shohibu Mirbat (Surabaya); 6.Fauzi Mulyanto (Bangkalan); 7.Khrisna Dewa Nata (Nganjuk); 8.Muhammad Izzudin Nafis D4 Transdar; 9.Arfie Tri Sasongko (Bondowoso); 10.Arvizu Fano Gupti (Madiun).

11.Khansadinah Nahdah Wahyuda (Mojokerto); 12.Muhammad Reza Sahwa Firmansyah (Malang); 13.Nur Rizqy Aufa Safitri (Bangkalan); 14.Irza Wahyu Fajaruddin (Tulungagung); 15.Muhammad Sulthon Prayugo (Kediri); 16.Riza Qur’ani (Sidoarjo); 17.Achmad Sihabuddin Mabruri (Probolinggo); 18.Afandi Rahman (Trenggalek)
19.Ellysiana Dwiansari (Sidoarjo); 20.Okky Wahyu Ardhana (Banyuwangi); 21.Ages Katon Setya Putra (Kediri); 22.Salsabilla Alvina Tsaabitah (Malang); 23.Denny Rahman Hakim (Blitar); 24.Fahri Cahya Bagastika (Magetan); 25.Muchammad Afanur Rifqi Maulana (Gresik).

26.Mochammad Rizal Ramadhan (Lamongan); 27.Ahmad Daffatur Fauzan Rajbi (Jember); 28.Dinar Kusuma Wanti (Ponorogo); 29.Muchammad Nizam Zarkasi (Pasuruan); 30.Zulfikar Iman Mukti (Banyuwangi); 31.Dimas Adi Pamungkas (Magetan); 32.Farah Aliya Reynadi Putri (Magetan); 33.Ganal Bagus (Ponorogo); 34.Jesica Maharani (Magetan); 35.Alham Maulana Nur (Pasuruan); 36.Bayu Siswaluyo (Lamongan); 37.Ilfan Eka Mahendra (Bojonegoro); 38.Bayu Wira Mukti (Blitar); 40.Indri Sukmawati (Madiun)

Sedangkan yang jurusan D3 Lalu Lintas Angkutan Jalan (D3 LLAJ) yang telah lulus lebih dulu satu tahun lalu, pada tahun 2022, diantaranya adalah: Fahrul Rizal Yudistira (Banyuwangi); Pradana (Pacitan); Rila Ajeng Pangesti (Ponorogo); Gusti Rahmatul Azizah (Tulungagung); Intan Maharini Susilo (Jember).

R. Trihar menyebut, hasil yang dicapai para Perwira Perhubungan yang baru tersebut tentu dengan jalan yang berliku-liku, bahkan banyak yang harus melalui dengan perjalanan yang berat termasuk mengenai beaya yang harus dikeluarkan tiap bulan selama empat (4) tahun yang cukup banyak. Apalagi banyak yang diterima di PTDI – STTD yang berasal dari keluarga yang secara ekonomi kurang mampu, lebih-lebih ditambah efek Covid – 19 yang berkepanjangan.

Menurutnya ke depan pemerintah perlu memperhatikan pembeayaan para taruna tersebut agar bagaimana caranya menjadi jauh lebih ringan ataupun bahkan gratis total seperti di Akmil, Akpol, IPDN dan lainnya. Untuk lebih meringankan atau malah gratis, bisa dengan dana APBN ataupun dengan sumber-sumber dana lain misal CSR, kepedulian pihak ketiga, dan lainnya.

Mengenai CSR, R. Trihar menyinggung salah satu perusahaan tambang di Kaltim yang bisa memberikan untuk UI, ITB dan UGM dalam satu tahun sekitar Rp.300 Milyar. Itu belum dari yang lainnya. Padahal jika di PTDI – STTD anggap saja ada sekitar total empat ribu (4.000) taruna, jika per bulan di-suport masing-masing Rp.5 juta, maka per bulan diperlukan dana sekitar Rp.20.000.000.000 (20 Milyar) per bulan, dan sekitar Rp.240.000.000.000 (240 Milyar) untuk satu tahun.

“Yang jelas peran dominan seharusnya adalah pemerintah. Apalagi yang setelah lulus jadi aparatur negara, CPNS, lalu PNS. Sedangkan peran orang tua lebih sebagai komplementer, bisa secara pribadi ataupun orang tua melalui Forum Komunikasi Orang tua (FKO), bahkan mungkin orang tua bisa membuat perkumpulan kepedulian maupun yang lainnya misal untuk menggali dana dari pihak ketiga ataupun lainnya,” ungkap R. Trihar seraya menyebut hal tersebut perlu dilakukan dengan berbagai alasan diantaranya agar keluarga para taruna tidak terjerat hutang, tidak terjerat hutang pinjol, agar tidak menjadi beban pikiran dan juga beban masa depan taruna, serta juga untuk antisipasi agar jangan ada yang putus di tengah jalan.

Terpantau medsos, antar orang tua yang anaknya lulus dan layak menjadi Perwira Perhubungan, saling mengucapkan selamat setelah melalui perjuangan yang panjang. Begitupun disampaikan Siswahyu Kurniawan ayahanda Khansadinah Nahdah Wahyuda (Khansa / Dinah).

Siswahyu Kurniawan bersyukur putrinya telah lulus dan menjadi Perwira Perhubungan, meskipun harus dilalui dengan berat, serta merosotnya ekonomi efek Covid – 19 yang berkepanjangan. Siswahyu Kurniawan yang juga ketua kelas salah satu kelas FKO angkatan 41 menyebutkan, diantara 24 wali taruna dalam satu kelas, mayoritas kesulitan ekonomi, lebih-lebih efek Covid – 19. Juga banyak yang tidak bisa membayar ‘urunan’ Rp.20 ribu per bulan (Rp.240 ribu per tahun) karena ndak mampu dan ada hal lain yang lebih prioritas.

Banyak taruna yang terlambat, menunggak, pembayaran beban beaya bulanan yang harus dikeluarkan.

“Alhamdulillah semua dinyatakan lulus termasuk anak kami, Khansadinah Nahdah Wahyuda. Lulus dengan IPK yang cukup tinggi, mendekati empat. Selamat untuk semuanya karena dinyatakan lulus semua,” ungkap Siswahyu Kurniawan yang juga saling mengucapkan selamat antar orang tua, termasuk untuk para taruna asal Jawa Timur. Pendapat Anda? Sms atau WA kesini= 081216271926 (Sisw.).

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *