Faktanews24.com – Pacitan, Aliansi mahasiswa Pacitan yang tergabung dalam Cipayung Pacitan menggelar aksi unjuk rasa di depan Pendopo Kabupaten Pacitan pada Selasa, 25 Februari 2025.
Aksi ini merupakan bentuk protes terhadap kebijakan-kebijakan pemerintah pusat, terutama terkait efisiensi anggaran yang dinilai tidak memihak rakyat.
Ratusan mahasiswa dari berbagai organisasi seperti PMII, HMI, GMNI, IMM, dan Aliansi BEM se-Kabupaten Pacitan, dengan lantang menyuarakan kekecewaan mereka.
Aksi yang diwarnai dengan membawa keranda bertuliskan ‘Prabowo-Gibran’ dan poster-poster protes, menunjukkan rasa ketidakpercayaan mereka terhadap pemerintahan saat ini.

Salah satu isu yang diangkat adalah pemangkasan anggaran yang dianggap langsung berdampak negatif terhadap masyarakat kecil, terutama di Pacitan.
Mahasiswa menilai, kebijakan efisiensi yang dilakukan pemerintah pusat malah semakin membebani Pacitan yang masih berjuang untuk keluar dari kemiskinan.
“Kabinet Prabowo-Gibran jumlahnya dua kali lipat daripada kabinet Jokowi, dan tentunya menghabiskan uang berkali-kali lipat untuk mengenyangkan perut pejabat yang di atas. Kenapa tidak itu saja yang di efisiensi?” ujar salah satu koordinator aksi dalam orasinya.

Mahasiswa juga menyoroti program-program seperti MBG (Makan Bergizi Gratis) dan PAD (Pendapatan Asli Daerah) yang terancam akibat efisiensi anggaran.
Mereka khawatir kebijakan ini akan memperbesar ketimpangan sosial dan berdampak negatif bagi sektor-sektor strategis di Pacitan.
“Lihatlah saudara-saudara, kesenjangan sosial semakin lebar, yang kaya semakin kaya, yang miskin semakin miskin,” imbuh koordinator aksi lainnya.

Al Ahmadi, Ketua PMII Pacitan, mengecam kebijakan efisiensi yang dinilai tidak tepat sasaran. Menurutnya, efisiensi seharusnya diarahkan kepada kegiatan-kegiatan seremonial dan pengurangan struktur kabinet yang dianggap boros.
“Efisiensi anggaran seharusnya menyasar struktur kabinet yang boros, bukan memangkas sektor-sektor esensial,” tegas Al Ahmadi.
Para mahasiswa berharap pihak Pemerintah Daerah dan DPRD Pacitan bisa meneruskan aspirasi mereka sehingga dapat didengar oleh pemerintah pusat dan DPR RI, serta menjadi bahan pertimbangan dalam pengambilan keputusan. Meskipun sempat diwarnai aksi bakar ban, demonstrasi berlangsung dengan lancar dan kondusif.
Aksi Cipayung Pacitan ini menunjukkan kepedulian mahasiswa terhadap nasib masyarakat Pacitan. Mereka berharap agar pemerintah pusat memperhatikan kebutuhan rakyat dan tidak terjebak dalam kebijakan yang justru merugikan rakyat kecil.***
Penulis : Jefri Asmoro Diyatno