Rejuvenasi Gerakan, Kepengurusan Baru DPC GMNI Pacitan Pertegas Komitmen dalam Menjalankan Kerja-Kerja Ideologi

Faktanews24.com – Pacitan, Pengurus Dewan Pimpinan Cabang Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (DPC GMNI) Pacitan masa juang 2024 – 2026 resmi dilantik. Pelantikan tersebut diselenggarakan di Gedung Karya Dharma, Pacitan pada Jumat, 28 Februari 2025 dengan mengusung tema “Rejuvenasi Gerakan dengan Semangat Elaborasi untuk GMNI Pacitan yang Lebih Berdaya”, sebagai bentuk komitmen untuk terus menghidupkan gagasan dan perjuangan GMNI di tengah dinamika zaman.

Acara tersebut dihadiri oleh beberapa tokoh penting, antara lain Bupati Pacitan yang diwakilkan oleh Ali Basit selaku Kepala bagian Kesejahteraan Rakyat, perwakilan Forum Koordinasi Pimpinan Daerah (Forkopimda) Pacitan, Heru Setyanto selaku Wakil Ketua DPRD Pacitan, Rifqi Nuril Huda selaku Wakil Bendahara Umum DPP GMNI, Hendra Prayogi selaku Ketua DPD GMNI Jawa Timur, Jajaran Persatuan Alumni GMNI Pacitan, DPD KNPI Pacitan, beberapa organisasi kepemudaan & komunitas, aliansi BEM, serta barisan nasionalis Kabupaten Pacitan.

Dalam sambutannya, Ketua DPC GMNI Pacitan, Dela Prastisia menegaskan bahwa pelantikan ini bukan sekadar seremonial belaka, melainkan sebuah deklarasi kesiapan dan komitmen dalam mengemban amanah perjuangan.

“Sesuai dengan tema yang kami usung, Rejuvenasi bukan hanya sekadar soal pergantian kepemimpinan, tetapi juga tentang pembaruan gagasan, ide, dan metode perjuangan ke depan. Kami ingin GMNI Pacitan terus relevan dalam menyikapi setiap tantangan zaman dan tetap berada di garda terdepan dalam membela kepentingan rakyat,” ujarnya.

Pelantikan kepengurusan DPC GMNI Pacitan masa juang 2024-2026 di Gedung Karya Dharma 

Dela juga menegaskan komitmennya dalam membangun GMNI Pacitan yang lebih berdaya. “Kami berharap dan akan terus mengupayakan GMNI Pacitan ke depan sebagai organ gerakan yang lebih berdaya dalam segala aspek—berdaya dalam pemikiran, berdaya dalam gerakan, dan berdaya dalam memberikan manfaat bagi masyarakat. Ini adalah tugas besar yang hanya bisa diwujudkan dengan kerja keras, disiplin, dan kebersamaan,” tambahnya.

Senada dengan Dela, Ketua DPD GMNI Jawa Timur, Hendra Prayogi, menekankan bahwa kader GMNI harus selalu menjaga tradisi intelektual dalam setiap gerakannya.

“Kader GMNI tidak boleh jauh dari tradisi intelektualnya, baik dalam diskusi, aksi, advokasi, maupun kolaborasi. Pola kaderisasi yang baik juga menjadi faktor penting, pastikan bahwa di setiap DPK ada motor penggerak yang melakukan proses kaderisasi,” tegasnya.

Sementara itu, Wakil Bendahara Umum DPP GMNI, Rifqi Nuril Huda, menyoroti tantangan besar yang akan dihadapi GMNI ke depan.

“Kita tidak bisa hanya menjadi penonton dalam perubahan zaman. GMNI harus mampu hadir sebagai solusi, menjawab tantangan-tantangan perkembangan zaman dengan gagasan yang lebih konstruktif, progresif, dan mampu mengakomodasi kepentingan rakyat kecil,” ujarnya.

Sebagai bagian dari rangkaian acara, DPC GMNI Pacitan juga menggelar Simposium Kebangsaan dengan tema “Marhaenisme dan Ekonomi Kerakyatan: Strategi Membangun Kemandirian Bangsa”.

Simposium ini menghadirkan dua narasumber yang memiliki pengalaman dalam bidangnya, yakni Edi Susilo, alumni GMNI yang kini aktif sebagai penggerak ekonomi pedesaan serta pengusaha di bidang peternakan dan ritel, serta Nur Suhud, alumni GMNI yang pernah menjabat sebagai anggota DPR RI periode 2004-2019.

Dalam pemaparannya, Edi Susilo menekankan pentingnya membangun kesadaran masyarakat dalam mewujudkan sistem ekonomi yang berdikari.

“Kita tidak bisa hanya menunggu perubahan datang dari atas. Masyarakat harus memiliki kesadaran kolektif untuk membangun ekonomi yang mandiri dan berbasis pada kekuatan rakyat. Selain itu, program-program pemerintah tidak boleh hanya bersifat seremonial, tetapi harus benar-benar menyentuh kebutuhan rakyat dan memberikan dampak nyata,” ungkapnya.

Sementara itu, Nur Suhud menekankan pentingnya sinergitas antara pemerintah dan masyarakat dalam membangun ekonomi kerakyatan.

“Mewujudkan ekonomi yang berdikari tidak bisa hanya dibebankan kepada satu pihak. Pemerintah harus mampu membaca realitas sosial dan mendesain kebijakan yang benar-benar berpihak pada rakyat kecil, sementara masyarakat juga harus aktif mengambil peran dalam proses pembangunan ekonomi,” jelasnya.

Pelantikan dan simposium tersebut menjadi momentum penting bagi GMNI Pacitan dalam memperkuat perannya sebagai gerakan intelektual yang berpihak pada rakyat. Dengan kepengurusan baru yang lebih solid dan semangat elaborasi yang kuat, GMNI Pacitan diharapkan semakin berdaya dalam mengawal nilai-nilai kebangsaan dan perjuangan rakyat.***

Penulis : Jefri Asmoro Diyatno

Jefri Asmoro Diyatno

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *