Aceh  

Aksi Gerakan Petani Krueng Pase Menggugat “Tiga Tahun Gagal Panen Dan Tidak Menggarab Sawah”, Pj. Bupati Pilih Tidak Jumpai Massa

FaktaNews24.com, Aceh Utara – Ratusan massa pengunjuk rasa dari delapan Kecamatan di Aceh Utara dan satu Kecamatan di Kota Lhokseumawe, bergabung melakukan aksi protes terhadap Pemerintah terkait Proyek Pembangunan Bendungan Irigasi Krueng Pase yang tak kunjung siap.

Massa yang tergabung dari sembilan Kecamatan itu menamakan dirinya dengan “Gerakan Petani Krueng Pase Menggugat”, terlihat mendatangi Kantor Bupati Aceh Utara. Senin, (4/9/2023).

Koordinator Aksi, Misbahuddin Ilyas mengatakan, aksi ini merupakan bentuk protes masyarakat terhadap Pemerintah.  Karena sudah tiga tahun dari sejak Tahun 2020 sampai sekarang, para petani dari sembilan kecamatan ini belum bisa menggarap sawahnya.

Misbahuddin juga menjelaskan, akibat Proyek Bendungan Irigasi Krung Pase Mangkrak “Sembilan Kecamatan tidak bisa menggarap Sawah dikarenakan tidak teraliri air. Kami mau bertemu dengan Bapak PJ. Bupati untuk mendapat keadilan dan mendengar langsung penjelasannya.

Sembilan Kecamatan yang yang terkena dampak tersebut diantaranya; “Kecamatan Tanah Luas, Murah Mulia, Samudra, Tanah Pasir, Syamtalira Aron, Nibong, Matangkuli, dan Syamtalira Bayu, delapan Kecamatan ini terletak di Kabupaten Aceh Utara, sementara satu Kecamatan lagi berada di wilayah Kota Lhokseumawe yaitu Kecamatan Blang Mangat.

Dalam Orasinya, Misbahuddin menyampaikan, para petani mendesak Pemerintah Pusat untuk segera menyelesaikan Pembangunan Bendungan Krueng Pase yang selama ini dibutuhkan para petani yang ada di Kabupaten Aceh Utara maupun Kota Lhokseumawe.

Petani yang tergabung dalam sembilan Kecamatan tersebut, menuntut ganti rugi karena selama ini para petani tidak bisa turun kesawah disebabkan kekeringan dan mengalami dampak gagal panen.

Para pengunjuk rasa juga meminta Pemerintah, untuk melakukan proses Pelelangan Proyek Bendungan Krueng Pase yang sedang berlangsung dilakukan secara transparan, sehingga proses pengerjaan proyek tersebut dapat dikerjakan dengan sebaik-baiknya.

“Jika permasalahan tersebut tidak dapat diatasi dan tidak dapat diselesaikan, kami akan melakukan aksi besar-besaran”. Pungkasnya.

Sampai aksi selesai dan para pengunjuk rasa membubarkan diri, Pj. Bupati Aceh Utara tidak terlihat keluar untuk menjumpai langsung massa yang melakukan aksi di depan kantor Bupati tersebut.

Sementara itu, Penjabat Bupati Aceh Utara Dr. Drs. Mahyuzar, MSi,  diketahui pada saat aksi para petani berlangsung sedang berada ditempat (kantor_red). Namun,  Mahyuzar lebih memilih menghadiri Acara Pelantikan Dewan Pimpinan Cabang (DPC) Persatuan Pewarta Warga Indonesia (PPWI) Aceh Utara yang dilaksanakan di Gedung Aula Kantor Bupati yang dimaksud.

Sampai berita ini ditayangkan, belum ada penjelasan yang pasti terkait Penjabat Bupati Aceh Utara tidak mau menjumpai langsung massa dari Gerakan Petani Krueng Pase Menggugat.