FaktaNews24.com, Jakarta ][ Forum Wartawan Jaya Indonesia (FWJI) terus bersinergi & berkolaborasi menjalin silaturahmi serta konektivitas dalam program – programnya sesuai dengan motto FWJI yaitu Bersama Membangun Bangsa. Dan kali ini Ade Gunawan Humas DPP FWJI yang sekaligus pendiri KOMPI (Komunitas Organisasi Masyarakat Pers Indonesia) hadir dalam undangan acara bedah buku ” Napak Tilas Ali Baham Temomere – Cahaya Fajar Dari Balik Gunung Mbaham ” yang bertempat di Hotel Redtop di Jl. . Pecenongan No.72, RT.2/RW.4, Kb. Klp., Kecamatan Gambir, Kota Jakarta Pusat, Kamis 27/3/2025 dan hadir pula rekan – rekan media lainnya.
Acara Bedah Buku dilaksanakan mulai jam 16.00 WIB dibuka dengan menyanyikan lagu Indonesia Raya dan Papua. Hadir para undangan VVIP dari para tokoh antara lain Djafar Ngabalin, Kepala Satpol PP Rondonuwu, Sudirman Simanihuruk, Yushanto Huntoyugo – perwakilan Kemendagri dan jajaran Bupati di Papua Barat serta tokoh akademisi para Dekan / Dosen dan para alumni Universitas Cendrawasih dan Akademi Pemerintahan Dalam Negeri (APDN) serta lainnya. Dan hadir pula seniman lukis – Fauzan Musaad yang secara khusus menghadiri acara bedah buku sekaligus menyerahkan lukisan dari bahan kayu Gahru untuk diberikan khusus kepada Drs. H. Ali Baham Temongmere, M.T.P. tokoh yang Papua Barat yang di tuliskan dalam buku yang saat ini diselenggarakan untuk bedah. Drs. H. Ali Baham Temongmere, M.T.P. juga sekaligus mantan PJ Gubernur Papua Barat yang saat ini berjabatan sebagai Sekretaris Daerah Provinsi Papua Barat.
Napak Tilas Ali Baham Temongmere resmi dibukukan Pemprov Papua Barat Dengan Judul Cahaya Fajar dari Balik Gunung Mbaham. Tim penulis buku terdiri dari Dwi Urip Premono (peneliti & penulis pada lembaga pusat pengkajian & pelatihan ilmu sosial & ilmu politik (P3ISIP) & mantan wartawan dari kelompok Kompas Gramedia), Thontji Wolas Krenak (Mantan Wartawan Kepresidenan dan Mantan Wartawan Harian Umum Suara Pembaruan Jakarta) dan Yusuf Mujiono (Praktisi Media & Pemimpin Umum Majalah GAHARU sekaligus Ketua Umum Pewarna (Persatuan Wartawan Nasrani)) serta Mihardo Saputra (Fotografer freelance profesional).
Dalam acara bedah buku ini dimoderatori oleh Kukuh Sanyoto mantan penyiar televisi. Selain para penulis buku yang tampil dalam acara bedah buku ini , tampil pula di atas panggung Marlina Flassy S. Sos. M. Hum., PH. D. yang merupakan Antropologi Indonesia, wanita pertama yang dilantik untuk menjabat sebagai dekan di Fakultas Ilmu Sosial Politik Universitas Cenderawasih Jayapura.
Marlina Flassy sangat antusias membedah buku ini bersama para penulis kepada para tamu yang hadir hingga terjadi pula interaksi dialog baik yang sangat menghidupkan acara bedah buku napak tilas Ali Baham Temongmere yang berjudul Cahaya Fajar Dari Balik Gunung Mbaham. Marlina Flassy juga sangat mengapresiasi hadirnya buku ini, sangat menarik dan luar biasa tampilan dan story telling yang disampaikan, saya sangat terkesan dengan foto – foto yang tampil ada dalam buku, begini banyak kesan dan pesan yang disampaikan oleh buku ini mulai dari sejarah perjuangan leluhur, sosial budaya, adat istiadat tradisi, semangat patriotisme dan jiwa nasionalisme, karakter tangguh dan kepribadian tokoh anak Papua yang luar biasa dari Drs. H. Ali Baham Temongmere, M.T.P. , masyarakat Papua dan tanah Papua yang sangat banyak potensi kekayaan alam dan indah permai. Saya mengusulkan semoga buku ini dapat dijadikan. sebuah film & buku saku, tutup Marlina Flassy.
Dan usai bedah buku Ade Gunawan – Humas FWJI (Forum Wartawan Jaya Indonesia) yang juga perwakilan dari KOMPI (Komunitas Organisasi Masyarakat Pers Indonesia) bertemu dan mewawancarai Drs.Ali Baham Temongmere M.T.P. Ali Baham mengatakan Buku biografi ini mengisahkan perjalanan hidup Ali Baham Temongmere, seorang anak asli Kampung Kotam, Kabupaten Fakfak. Kampung kecil yang dahulu dianggap terbelakang itu menjadi saksi perjalanan hidupnya hingga mencapai puncak karier sebagai birokrat di Papua Barat. Dari sisi lain, menurut Ali Baham Temongmere juga mengungkapkan bahwa buku berjudul Cahaya Fajar dari Balik Gunung Mbaham ini juga menggambarkan tentang semangat perjuangan dari orang tua mulai dari kakek hingga pada dirinya.
Perjuangan itu pasti suatu ketika, kita bisa menuai, jika bukan kita bisa anak atau cucu, oleh karena itu ada nilai – nilai bahwa jika kita bekerja janganlah harus di bayar tunai, lebih bagus juga ada yang tidak di bayar, supaya Tuhan memberikan pada waktunya,” Pungkasnya.
Sekda Papua Barat ini juga menyebutkan dalam Buku Napak Tilas Ali Baham Temongmere menguraikan tentang semangat perjuangan tentang perebutan Irian Barat itu juga menjadi hal yang penting yang termuat di dalam buku ini.
Saya hanya muncul di permukaan sebagai cahaya tapi sesungguhnya di bawah itu banyak hal yang perlu diketahui oleh orang tentang saya.” Ungkapnya
Lebih lanjut Ali Baham Temongmere mengatakan kehadirannya buku ini diharapkan dapat menambah wawasan masyarakat sekaligus memberikan motivasi, khususnya bagi generasi muda Papua Barat, agar terus berusaha meraih masa depan yang lebih baik. Selain itu, penerbitan buku ini bertujuan untuk meningkatkan budaya literasi dan minat baca di kalangan masyarakat.
“Sesungguhnya bahwa semua generasi muda memiliki hak yang sama baik menjalani pendidikan maupun untuk yang akan datang, tidak ada kata lain, untuk merubah, kita harus punya pendidikan dan itu setiap warga negara memiliki hak yang sederajat dan sama. ” Tandasnya.