Berita Nasional

Soedirman Cup 2025 Ricuh! Ribuan Penonton Ngamuk dan Membakar Fasilitas, Monumen Jenderal Soedirman Nawangan Pacitan Jadi Lautan Api

142
×

Soedirman Cup 2025 Ricuh! Ribuan Penonton Ngamuk dan Membakar Fasilitas, Monumen Jenderal Soedirman Nawangan Pacitan Jadi Lautan Api

Sebarkan artikel ini

Faktanews24.com – Pacitan, Ajang turnamen bola voli paling bergengsi di Pacitan, Soedirman Cup 2025, yang digadang-gadang bakal menjadi pesta olahraga rakyat, justru berakhir dengan tragedi memalukan.

Ribuan penonton yang sejak awal memadati kawasan Monumen Jenderal Soedirman, Desa Pakis Baru, Kecamatan Nawangan, meluapkan kekecewaan dengan aksi anarkis hingga membakar habis fasilitas milik panitia.

Kericuhan itu pecah pada Minggu, 7 September 2025, dini hari saat laga final yang mempertemukan Restu Putra Gunungkidul, Yogyakarta, melawan KWK Genk Ponorogo baru saja dimulai. Bukannya disuguhkan pertandingan seru dengan hadirnya bintang voli nasional, ribuan penonton justru dibuat kecewa karena dua pemain timnas voli, Rivan Nurmulki dan Dimas Saputra Pratama, yang sebelumnya dijanjikan tampil, tidak hadir di lapangan.

Dalam sebuah rekaman video amatir yang beredar luas di media sosial, terlihat ribuan penonton mulai resah sejak peluit tanda dimulainya set pertama dibunyikan. Sorakan kekecewaan berubah menjadi amarah ketika dipastikan sang idola tidak datang.

“Awalnya nunggu mereka main, tapi ternyata tidak datang. Penonton marah besar,” ungkap Rendra, salah seorang warga yang turut menyaksikan kericuhan.

Massa yang diperkirakan mencapai 7.000 orang itu pun kehilangan kesabaran. Mereka meluapkan emosi dengan merusak dan membakar fasilitas, mulai dari matras pertandingan, lampu penerangan, kamera CCTV, pamflet turnamen, hingga panggung utama tak luput dari amukan massa.

Api dengan cepat membesar lantaran banyak fasilitas berbahan mudah terbakar. Kepulan asap hitam membumbung tinggi dari kawasan Monumen Jenderal Soedirman, membuat suasana malam itu mencekam.

Kericuhan semakin tak terkendali bahkan massa pun sulit ditenangkan dan pertandingan final pun terpaksa dihentikan. Hingga Minggu pagi, sisa-sisa bara api dan asap masih terlihat mengepul di lokasi.

Banyak penonton mengaku kecewa bukan hanya karena absennya pemain bintang, tetapi juga karena mereka telah mengeluarkan uang untuk membeli tiket. Harga tiket Rp30 ribu dianggap terlalu mahal jika hanya menyaksikan pertandingan tanpa kehadiran bintang voli nasional.

“Kalau dari awal dibilang nggak ada pemain timnas, mungkin penonton bisa terima. Tapi panitia sudah janji, makanya ribuan orang datang. Ini namanya penipuan!” kata seorang penonton dengan nada geram.

Hingga berita ini diturunkan, pihak panitia turnamen belum memberikan keterangan resmi terkait insiden yang mencoreng nama Pacitan ini. Namun, aparat kepolisian disebut sudah turun tangan untuk melakukan penyelidikan.

Kerugian akibat kerusuhan ini diperkirakan mencapai ratusan juta rupiah, mengingat banyaknya fasilitas yang ludes terbakar.

Turnamen Soedirman Cup sejatinya digelar untuk mengangkat semangat olahraga masyarakat sekaligus mengenang jasa besar Panglima Besar Jenderal Soedirman. Namun, tragedi ini justru meninggalkan luka dan kekecewaan mendalam.

Bukannya pesta rakyat, Soedirman Cup 2025 kini tercatat sebagai salah satu insiden olahraga paling kelam di Pacitan.***

Penulis : Jefri Asmoro Diyatno