Berita Nasional

Diduga Praktik Esek-Esek Terselubung di Pacitan Memicu Perdebatan Panas di Masyarakat

53
×

Diduga Praktik Esek-Esek Terselubung di Pacitan Memicu Perdebatan Panas di Masyarakat

Sebarkan artikel ini

Faktanews24.com – Pacitan, Isu dugaan praktik esek-esek terselubung yang melibatkan sejumlah karyawati sebuah pabrik di Kabupaten Pacitan kini tengah menjadi sorotan hangat masyarakat. Berdasarkan hasil investigasi yang dilakukan, fenomena sosial yang sangat memprihatinkan ini diduga semakin marak dengan modus penyalahgunaan aplikasi komunikasi berwarna hijau sebagai sarana transaksi seksual secara tersembunyi.

Kabar ini sontak menimbulkan keprihatinan mendalam, khususnya karena para pelaku berasal dari kalangan perempuan muda yang seharusnya menjadi tulang punggung keluarga dan kekuatan produktif daerah. Dugaan ini menguak sisi gelap dari tekanan ekonomi yang dialami pekerja pabrik, di mana penghasilan dianggap tidak mampu mencukupi kebutuhan hidup yang kian meningkat.

“Sebenarnya gaji mereka pas-pasan, sementara tuntutan gaya hidup tinggi. Akhirnya banyak yang memilih jalan pintas,” ungkap seorang narasumber yang enggan disebutkan namanya saat diwawancarai pada Jumat, 8 Agustus 2025.

Selain motif ekonomi, faktor suka sama suka dan keinginan mencari sensasi kenikmatan yang berbeda turut diduga menjadi penyebab munculnya praktik tersebut.

Isu ini pun memicu beragam reaksi dari warga Pacitan. Sri, seorang ibu rumah tangga, mengaku terkejut sekaligus prihatin atas fenomena yang terjadi di kota kecil seperti Pacitan. Ia menilai kerasnya hidup dan tingginya kebutuhan ekonomi bisa menjadi penyebab utama.

“Gak nyangka kota sekecil ini ada praktik seperti itu. Tapi ya, mungkin karena kerasnya hidup sih. Kebutuhan ekonomi di mana-mana sama,” ujarnya.

Lebih lanjut, Sri juga menegaskan bahwa fenomena ini bisa menghancurkan keharmonisan keluarga jika dibiarkan.

“Kalau sudah begini, risikonya jelas merusak keluarga,” Katanya.

Sementara itu, dalam perbincangan di media sosial dan forum warga, pendapat warga terbagi. Ada yang mengutuk keras praktik ini dan meminta penegakan hukum serta pembinaan moral, namun ada pula yang memilih sikap lebih realistis dan terkesan membiarkan, bahkan merasionalisasi perilaku tersebut.

Seorang pengguna sosial media, Budi berpendapat, “Berdasarkan suka sama suka, ya terserah mereka, yang penting mesumnya jangan di tempat umum. Minimal di semak belukar atau hotel yang sudah terjamin.” Ia menambahkan bahwa fenomena ini sebenarnya sudah menjadi rahasia umum dan bukan sesuatu yang baru.

Namun sikap tersebut langsung mendapat bantahan keras dari pengguna lain, Ayu, yang menegaskan, “Zina itu haram woy! Apalagi kalau yang sudah berumah tangga. Opo ra medeni? Bayangno kalau ada perempuan hamil, opo ra mesakne anak mbesuk?” Ia mengecam sikap yang cenderung membiarkan dan menormalisasi perilaku ini.

Percakapan berlanjut dengan pernyataan yang semakin tajam, memperlihatkan jurang pemikiran antara mereka yang melihat tindakan ini sebagai dosa dan kerusakan moral versus mereka yang menilai ini sebagai “bagian dari hidup” yang sulit dihindari.

Banyak warga berharap pemerintah dan aparat kepolisian segera turun tangan melakukan penyelidikan lebih lanjut dan mengambil langkah tegas agar fenomena ini tidak meluas dan merusak tatanan sosial di Pacitan. Pendekatan edukatif dan pembinaan moral kepada para pekerja dan generasi muda juga dinilai sangat penting agar mereka tidak mudah tergoda oleh kenikmatan sesaat yang merugikan masa depan.

Hingga saat ini, pihak perusahaan dan aparat hukum belum memberikan tanggapan resmi terkait dugaan praktik esek-esek terselubung tersebut.

Fenomena dugaan praktik esek-esek terselubung di Pacitan bukan sekadar persoalan moral individu, tetapi juga cermin dari kompleksitas sosial dan ekonomi yang dihadapi masyarakat. Perdebatan sengit yang muncul menunjukkan adanya benturan nilai dan pandangan tentang bagaimana menghadapi masalah ini: antara penegakan aturan dan moralitas versus sikap realistis terhadap tekanan hidup.

Seluruh pihak diharapkan dapat mengambil peran aktif, baik dari sisi hukum, sosial, maupun edukasi, demi menjaga nama baik dan keharmonisan masyarakat Pacitan.***

Penulis : Jefri Asmoro Diyatno