Faktanews24.com – Pacitan, Peta politik Pacitan tengah diguncang isu besar. Nama Gagarin, Ketua Dewan Pimpinan Daerah (DPD) Partai Golkar Kabupaten Pacitan, kembali menjadi pusat sorotan setelah muncul rumor kencang bahwa ia akan meninggalkan “pohon beringin” dan bergabung dengan “partai mercy” alias Partai Demokrat.
Isu ini awalnya hanya dibicarakan di lingkaran sempit, namun kini sudah merambat hingga ke akar rumput dan memicu perdebatan. Bagi sebagian kader Golkar, kabar ini terasa seperti ironi: figur yang dibesarkan dan diorbitkan oleh beringin justru diisukan akan mencari teduh di bawah kendaraan politik lain.
Wakil Ketua Bidang Komunikasi Media, Penggalangan Opini, Ormas, dan Kerja Sama Antar Lembaga DPD Golkar Pacitan, Hadi Suwarno atau akrab disapa Nano yang selaku owner Optik Surya Kacamata di Pacitan, memberikan tanggapan yang terukur namun penuh sinyal politik.
“Golkar partai lama dengan pengalaman manis dan pahit. Akan tetapi, karya dan kekayaan tetap menjadi prioritas utama,” ujarnya saat dikonfirmasi wartawan pada Rabu, 30 Juli 2025.
Dia menegaskan bahwasannya Gagarin hingga detik ini masih menahkodai Partai Golkar di Pacitan. Selain itu dia juga menekankan untuk lebih jelasnya menunggu musda yang akan datang.
“Hingga kini Gagarin masih menahkodai DPD Golkar Pacitan. Memang betul, dalam waktu yang tidak lama lagi, setelah ada jadwal dari DPD I Jatim, pasti akan digelar Musda untuk menentukan pimpinan DPD Golkar periode lima tahun mendatang. Siapa calon dan pemenangnya akan kita ketahui setelah Musda,” sambungnya.
Nano menambahkan, belum ada kepastian mengenai isu perpindahan tersebut.
“Belum ada kepastian karena beliau masih sebagai ketua DPD hingga kini. Dan sesuai dengan perkembangannya, kita lihat hasil Musda besok,” tegasnya.
Banyak yang menilai, rumor kepindahan ini tidak lepas dari ambisi politik yang lebih besar. Selama dua periode terakhir, Gagarin selalu menempati posisi nomor dua sebagai Wakil Bupati. Kepindahan ke Partai Demokrat dipandang bisa menjadi jalan untuk menembus kursi nomor satu di Pacitan.
“Kalau kita mengulik lebih ke belakang, dia selama dua periode selalu di posisi nomor dua. Apakah dengan berlabuhnya ke partai mercy ada dugaan akan mengarah ke nomor satu di Pacitan?” ujar seorang warga yang memantau dinamika politik lokal.
Golkar selama ini diidentikkan sebagai partai mapan yang memberi keteduhan politik. Namun, bagi sebagian tokoh, beringin justru mulai terasa pengap. Rumor menyebutkan, selain faktor ambisi, ada gesekan internal yang membuat hubungan antara Gagarin dan lingkaran inti partai mulai renggang.
Nano sendiri mengakui bahwa hubungan tokoh dan partai memiliki dimensi emosional dan hubungan yang harmoni.
“Partai politik dan personal punya hubungan harmoni yang saling berkaitan dengan emosional di dalamnya,” katanya diplomatis.
Namun, publik bertanya-tanya: apakah harmoni itu benar-benar masih utuh, atau hanya retorika untuk menahan gejolak sebelum ledakan politik besar?
Jika rumor kepindahan ini benar, dampaknya tidak main-main. Golkar kehilangan figur paling berpengaruh yang menjadi mesin suara utama partai.
Demokrat mendapatkan suntikan kekuatan besar untuk bertarung di Pilkada Pacitan. Konstelasi politik berubah drastis, memicu persaingan yang lebih panas di tingkat elite maupun akar rumput.
Musda Golkar dalam waktu dekat akan menjadi panggung penentu. Bukan hanya soal siapa yang akan memimpin beringin, tetapi juga tentang arah langkah politik Gagarin selanjutnya.
Apakah ia akan tetap berteduh di bawah beringin? Atau justru memacu kendaraan mercy untuk membidik kursi bupati?
Publik Pacitan menunggu jawabannya dengan rasa penasaran bercampur degup politik yang makin kencang.***
Penulis : Jefri Asmoro Diyatno