Faktanews24.com – Pacitan, Musim liburan sekolah telah tiba, dan Kabupaten Pacitan di pesisir selatan Jawa Timur kembali menjadi magnet wisatawan dari berbagai daerah. Dengan pantai-pantai bertebing eksotis seperti Klayar, Teleng Ria, Watu Karung, serta kekayaan alam bawah tanah seperti Goa Gong dan Goa Tabuhan, Pacitan menawarkan pengalaman wisata yang tak tertandingi. Namun di balik keindahannya, tersimpan potensi bahaya yang tidak boleh diabaikan.
Dalam beberapa tahun terakhir, sejumlah peristiwa seperti kecelakaan laut, longsor, hingga pohon tumbang saat angin kencang terjadi di tengah aktivitas wisata. Tak hanya itu kecelakaan laut beberapa hari terakhir ini, hingga menelan korban ditemukan tewas di muara Pantai Pancer Door Pacitan. Oleh karena itu, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Pacitan dan masyarakat lokal mengingatkan wisatawan untuk tidak hanya datang menikmati alam, tetapi juga mematuhi aturan keselamatan dan menghargai kearifan lokal.
Dalam wawancara dengan media, Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik BPBD Pacitan, Radite Suryo Anggono, memberikan imbauan penting menjelang puncak libur pertengahan tahun.
“Diharapkan masyarakat di musim libur ini untuk memperhatikan kondisi cuaca, menghindar dari pohon yang kelihatan lapuk karena angin kencang dapat menyebabkan pohon tumbang, serta hindari daerah yang rawan akan longsor. Untuk yang berwisata, patuhi pedoman atau rambu-rambu kebencanaan, baik papan informasi maupun petunjuk lain seperti jalur evakuasi,” ujarnya saat diwawancarai wartawan pada Minggu, 22 Juni 2025.
BPBD Pacitan juga menegaskan pentingnya kesiagaan masyarakat terhadap potensi bencana yang tidak selalu bisa diprediksi secara visual. Bahkan lokasi wisata yang tampak aman bisa berubah menjadi titik rawan saat hujan tiba-tiba turun atau gelombang laut mendadak tinggi.
Selain imbauan dari pemerintah, masyarakat lokal Pacitan pun menyuarakan pentingnya mendengarkan dan menghargai peringatan berbasis kearifan tradisional. Siti Chamariah, seorang warga Pacitan, menyayangkan sikap sebagian pengunjung yang kerap mengabaikan peringatan warga sekitar.
“Harusnya menjadi pesan, atau kita bisa mengirimkan pesan tentang kearifan lokal. Bahwa para wisatawan dari luar kota hendaknya benar-benar memperhatikan peringatan-peringatan dari warga lokal tentang ancaman potensi bahaya, terutama tentang ombak di pantai selatan Pacitan. Lepas dari percaya dan tidaknya adanya hal-hal ghaib yang dipercaya masyarakat lokal,” katanya.
Menurutnya, banyak peringatan lokal, meskipun terdengar mistis, pada dasarnya bersumber dari pengalaman turun-temurun menghadapi bahaya alam di wilayah pesisir selatan Jawa. Warga bisa mengenali tanda-tanda ombak akan tinggi, angin akan kencang, bahkan potensi longsor dari ciri-ciri alami seperti suara hewan, perubahan arah angin, hingga suasana lingkungan.
Pariwisata di Pacitan kini tidak hanya berorientasi pada keindahan alam semata, tetapi juga mulai mengintegrasikan aspek keselamatan dan edukasi kebencanaan. Banyak lokasi wisata yang kini telah dilengkapi papan peringatan, jalur evakuasi, serta petugas penjaga dari dinas pariwisata dan BPBD.
Agar liburan tetap aman dan menyenangkan, berikut beberapa tips berwisata bijak di Pacitan:
1. Cek prakiraan cuaca dan kondisi gelombang melalui situs resmi BMKG dan BPBD sebelum pergi ke pantai atau gua.
2. Patuhi semua papan peringatan dan larangan berenang, terutama di pantai selatan yang ombaknya terkenal ganas.
3. Gunakan jasa pemandu lokal saat menjelajah tempat-tempat alami yang belum dikenal.
4. Hindari berteduh di bawah pohon tua saat cuaca berangin.
5. Dengarkan nasihat dan larangan dari warga lokal, karena mereka mengenal dengan baik karakter alam sekitar.
6. Hindari daerah perbukitan atau tebing saat hujan deras, karena rawan longsor dan jalan licin.
7. Siapkan perlengkapan darurat sederhana, seperti senter, peluit, jas hujan, dan P3K.
Pacitan bukan sekadar destinasi yang menawarkan panorama memesona, tapi juga wilayah yang menuntut penghormatan terhadap alam dan manusia yang hidup di dalamnya. Keseimbangan antara kenikmatan wisata dan kewaspadaan terhadap risiko akan menentukan seperti apa pengalaman wisata Anda: sebagai momen indah tak terlupakan, atau justru kenangan pahit akibat kelalaian.
Maka, saat Anda menapakkan kaki di pasir Pantai Klayar, menyusuri lorong Goa Gong, atau berswafoto di tebing Watu Karung ingatlah satu hal: keselamatan bukan pilihan, tapi kewajiban.***
Penulis : Jefri Asmoro Diyatno