Scroll untuk baca artikel
Berita Nasional

Pacitan Belajar Film: Dari Pemutaran Film Garin Nugroho hingga Gebrakan Akan Buat Festival Film Horor Perdana

6
×

Pacitan Belajar Film: Dari Pemutaran Film Garin Nugroho hingga Gebrakan Akan Buat Festival Film Horor Perdana

Sebarkan artikel ini

Faktanews24.com – Pacitan, Pendopo Kabupaten Pacitan dipenuhi gelora semangat dan antusiasme luar biasa. Ratusan peserta dari berbagai kalangan, mulai pelajar, mahasiswa, jurnalis, hingga pelaku komunitas seni dan film berkumpul dalam acara “Pacitan Belajar Film.” Sebuah acara edukatif yang menjadi titik penting bagi pengembangan dunia perfilman di daerah yang sering dikenal Kota Seribu Satu Goa ini.

Acara yang digagas untuk memperkuat ekosistem film lokal ini menghadirkan Garin Nugroho yaitu maestro perfilman Indonesia sekaligus pendiri Jogja-NETPAC Asian Film Festival (JAFF).

Kehadiran Garin, menjadi momen langka yang membawa energi positif dan inspirasi bagi masyarakat Pacitan untuk lebih mengenal dan mencintai dunia sinema.

Acara dibuka langsung oleh Bupati Pacitan, Indrata Nur Bayuaji, S.S, atau yang akrab disapa Mas Aji. Dalam sambutannya, Bupati menyampaikan apresiasi atas kehadiran peserta dan tamu undangan. Ia juga menegaskan harapan besar agar Pacitan tidak hanya menjadi penonton film, tapi juga mampu memproduksi karya film sendiri.

“Selamat malam semuanya. Saya senang hari ini kita bisa belajar langsung dari Mas Garin Nugroho. Gunakan momentum ini sebaik-baiknya, nikmati pemutaran filmnya dan ikuti diskusi dengan seksama untuk menambah wawasan kita. Semoga Pacitan kelak bisa melahirkan film-film berkualitas dari putra-putri daerah,” ujar Mas Aji dalam sambutannya, pada Minggu, 8 Juni 2025 di Pendopo Kabupaten Pacitan.

Gelaran Pacitan Belajar Film di Pendopo Kabupaten Pacitan disambut Hangat Ratusan Peserta dengan Antusias

Dalam kesempatan yang sangat luar biasa ini, Garin Nugroho menyampaikan terima kasih atas sambutan hangat dan antusiasme warga Pacitan. Ia menegaskan bahwa film bukan hanya hiburan, melainkan medium komunikasi sosial dan budaya yang sangat kuat.

“Hari ini kita akan menonton film yang berbasis pada empat kisah nyata dalam sistem hukum Indonesia. Film ini mengajak kita memahami bagaimana keadilan bisa terdistorsi oleh kekuasaan uang dan politik,” jelas Garin.

Lebih jauh, Garin mendorong generasi muda Pacitan untuk berani bercerita lewat film, dengan menggunakan media apapun, termasuk kamera handphone yang kini semakin canggih dan mudah diakses.

“Karakter setiap manusia selalu ingin bercerita. Gunakan teknologi yang ada, beranilah berkarya dan berkreasi membuat film,” tegasnya.

Salah satu kabar menggembirakan dalam acara ini adalah pengumuman dari Garin Nugroho mengenai rencana penyelenggaraan Festival Film Horor pertama di Kabupaten Pacitan.

“Film horor sangat terkait dengan budaya dan cerita mistik yang sudah menjadi tradisi di sini. Kami akan menggelar festival film horor dan kompetisi film horor untuk anak-anak muda. Silakan bentuk kelompok-kelompok dan gunakan handphone kalian karena kamera sekarang sudah sangat bagus untuk membuat film,” ungkap Garin yang langsung disambut sorak sorai dan tepuk tangan meriah oleh para peserta.

Acara malam itu mencapai puncaknya dengan pemutaran film “Nyanyi Sunyi Dalam Rantang” (Whispers in The Dabbas), film yang terpilih dalam Official Selection International Film Festival Rotterdam 2025. Film ini mengangkat isu keadilan sosial dalam sistem hukum di Indonesia melalui kisah seorang pengacara muda bernama Puspa yang berhadapan dengan kasus pengadilan tidak adil.

Diskusi Interaktif bersama Garin Nugroho Usai Pemutaran Film Nyanyi Sunyi Dalam Rantang

Setelah pemutaran, diskusi interaktif berlangsung hangat. Garin menjelaskan proses kreatif dan pesan moral yang ingin disampaikan film tersebut. Para peserta antusias mengajukan berbagai pertanyaan dan berdiskusi tentang bagaimana film dapat menjadi alat perubahan sosial.

Acara “Pacitan Belajar Film” bukan hanya memperluas wawasan tentang dunia perfilman, tetapi juga memperkuat kolaborasi antara sineas nasional dengan komunitas lokal. Energi edukatif dan inspiratif dari Garin Nugroho diharapkan menjadi titik awal bagi tumbuhnya ekosistem film yang lebih aktif dan kreatif di Pacitan.

Dengan gebrakan festival film horor dan kompetisi kreatif, Pacitan kini semakin dekat dengan mimpi menjadi pusat pengembangan perfilman daerah yang mengangkat budaya dan cerita lokal.

Acara ini membuktikan bahwa dengan semangat belajar dan kolaborasi, Pacitan mampu menjadi kota yang tidak hanya kaya dengan alam dan budaya, tetapi juga dengan karya seni yang mendunia.***

Penulis : Jefri Asmoro Diyatno