Faktanews24.com – Ngawi, Di tengah ancaman bencana yang terus mengintai masyarakat Kabupaten Ngawi, Provinsi Jawa Timur setiap musim penghujan, muncul kabar menggembirakan dari sosok politisi muda yang konsisten berpihak pada kepentingan rakyat kecil.
Agus Black Hoe Budianto, S.H anggota DPRD Provinsi Jawa Timur dari Fraksi Partai Demokrasi Indonesia (PDI) Perjuangan, kembali membuktikan komitmennya dalam membela dan melayani masyarakat lewat aksi nyata: menyiapkan perahu evakuasi sebagai bagian dari upaya mitigasi bencana.
Perahu khusus tersebut saat ini tengah dalam proses penyelesaian akhir (finishing), dan dalam waktu dekat akan segera diluncurkan. Tak hanya menjadi simbol kesiapsiagaan, keberadaan perahu ini akan menjadi alat vital dalam penanggulangan bencana banjir serta berbagai keadaan darurat di wilayah Kabupaten Ngawi.
“Tidak dapat dipungkiri, wilayah Kabupaten Ngawi setiap tahun mengalami banjir. Nantinya perahu ini akan digunakan untuk penanggulangan bencana banjir,” ungkap Agus Black Hoe kepada Wartawan Selasa, 3 Juni 2025.
Langkah strategis ini bukan tanpa alasan. Kabupaten Ngawi dilalui dua sungai besar yang memiliki riwayat menimbulkan banjir tahunan diantaranya sungai Bengawan Madiun dan sungai Bengawan Solo. Dua sungai ini menjadi berkah sekaligus ancaman terselubung bagi masyarakat, terutama di daerah-daerah rawan luapan air.
Tahun 2007 menjadi catatan kelam ketika banjir besar melanda dan memutus akses ke sejumlah wilayah. Tragedi itu menyisakan luka kolektif dan menjadi cermin betapa pentingnya kesiapsiagaan dalam menghadapi bencana.
“Meskipun kami tetap berharap aliran air Sungai Bengawan Solo dan Madiun tidak sampai menyebabkan banjir, namun kita harus tetap siap dengan segala kemungkinan,” tegas Agus.
Perahu yang disiapkan bukan hanya ditujukan untuk menghadapi banjir, tapi juga untuk berbagai kondisi darurat lainnya, seperti kecelakaan air, korban tenggelam, dan operasi penyelamatan di wilayah perairan dangkal maupun dalam.
“Intinya agar memberikan manfaat seluas-luasnya bagi masyarakat. Ini menjadi inovasi dari kader-kader PDI Perjuangan agar terus bermanfaat bagi masyarakat, khususnya dalam penanggulangan bencana,” tutur Agus.
Tak hanya sebatas simbol bantuan, perahu ini akan dilengkapi mesin motor untuk menunjang kecepatan dan efektivitas operasional. Bahkan, perahu ini dirancang dengan sentuhan khas perjuangan yaitu dicat merah dan dilengkapi logo PDI Perjuangan serta Banteng Muda Indonesia (BMI). Warna merah bukan sekadar identitas partai, melainkan simbol keberanian dan keberpihakan pada wong cilik.
Agus tak lupa menyebut bahwa ide ini terinspirasi dari Mbah Marno Peyok, tokoh senior PDI Perjuangan dari Kabupaten Magetan. Bagi Agus, masukan dari sesepuh partai menjadi pemacu semangat untuk terus melahirkan inovasi yang langsung bersentuhan dengan kebutuhan rakyat.
“Atas saran dan petunjuk beliau, perahu ini nantinya akan dicat warna merah dan diberi logo PDI Perjuangan serta BMI. Perahu ini juga akan dilengkapi dengan mesin untuk mempermudah operasional,” ujarnya.
Langkah Agus Black Hoe adalah wujud nyata bagaimana seorang wakil rakyat dari PDI Perjuangan tak hanya berbicara di ruang-ruang rapat legislatif, tapi juga turun langsung menjawab kebutuhan masyarakat. Ini adalah contoh bagaimana kader PDI Perjuangan dididik dan dibentuk untuk bekerja nyata, bukan sekadar bicara politik kosong.
Di saat banyak politisi memilih berjarak dengan rakyat kecuali menjelang pemilu, Agus hadir dengan solusi konkret. Ia bukan hanya memperjuangkan anggaran atau mengadvokasi kebijakan, tetapi juga menghadirkan alat langsung yang bisa menyelamatkan nyawa.
Langkah ini sejalan dengan arahan Ketua Umum PDI Perjuangan, Megawati Soekarnoputri, yang kerap menekankan pentingnya kerja nyata di tengah rakyat, serta semangat gotong royong dalam menghadapi tantangan bersama, termasuk bencana alam.
Perahu evakuasi yang segera diluncurkan Agus bukan hanya simbol kesiapsiagaan bencana, tapi juga cermin dari kepemimpinan yang responsif, proaktif, dan visioner. Ketika sebagian besar politisi mengandalkan retorika dan baliho, Agus memilih untuk memperlihatkan langkah konkret.
Sudah saatnya rakyat melihat dan menilai siapa yang benar-benar bekerja untuk mereka. Agus Black Hoe Budianto adalah representasi dari kader muda PDI Perjuangan yang tak hanya bersuara di podium, tapi juga berbuat di lapangan.
“Politik itu bukan soal kekuasaan, tapi soal pengabdian,” kalimat itu sering digaungkan para pejuang sejati di PDI Perjuangan. Dan hari ini, kita melihat bukti nyatanya di Ngawi.
Langkah Agus Black Hoe perlu diapresiasi sebagai contoh politik kemanusiaan yang hadir di saat bencana bukan hanya menjadi headline berita, tetapi ancaman nyata yang harus dihadapi warga setiap tahun.
Semoga langkah inovatif ini menjadi pemicu semangat bagi pemimpin lainnya di seluruh Indonesia untuk lebih peka, tanggap, dan bertindak nyata dalam melindungi rakyat dari segala kemungkinan buruk yang bisa terjadi.***
Penulis : Jefri Asmoro Diyatno