Faktanews24.com – Pacitan, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Pacitan, Jawa Timur, kembali mengajukan tambahan kuota Sekolah Rakyat (SR) jenjang sekolah menengah atas (SMA) kepada Kementerian Sosial (Kemensos) RI. Langkah ini dilakukan menyusul tingginya animo masyarakat, khususnya keluarga prasejahtera, yang ingin mengikuti program pendidikan gratis yang digagas pemerintah pusat tersebut.
Plt Kepala Dinas Sosial Pacitan, Khemal Pandu Pratikna, mengungkapkan bahwa saat ini Pemkab hanya mendapat alokasi dua rombongan belajar (rombel) dari Kemensos untuk program Sekolah Rakyat di tingkat SMA. Namun, karena jumlah pendaftar melebihi kuota tersebut, pemerintah daerah mengusulkan tambahan sebanyak empat rombel, sehingga total yang diajukan menjadi enam rombel.
“Total kami ajukan enam rombel, sesuai arahan Bupati Pacitan,” ujar Khemal Pandu, pada Senin, 26 Mei 2025.
Menurut data yang disampaikan Khemal, calon peserta Sekolah Rakyat yang terdata oleh Kemensos sebanyak 6.388 anak masuk dalam kategori desil 1 dan 2, yakni kelompok masyarakat berpenghasilan rendah. Dari jumlah tersebut, sekitar 200 anak telah melewati proses verifikasi administratif dan memenuhi syarat, seperti berstatus siswa kelas 3 Sekolah Menengah Pertama (SMP).
“Verifikasi lapangan sudah dilakukan, kami berharap kuota tambahan ini segera disetujui agar lebih banyak anak dari keluarga kurang mampu dapat difasilitasi mengikuti program ini,” tambah Khemal.
Program Sekolah Rakyat merupakan inisiatif strategis dari pemerintah pusat yang bertujuan memperluas akses pendidikan bagi keluarga prasejahtera. Dengan adanya program ini, diharapkan semakin banyak anak dari keluarga kurang mampu bisa melanjutkan pendidikan hingga jenjang SMA secara gratis dan layak.
Di Kabupaten Pacitan, lokasi sekolah ini akan dibangun di Kelurahan Sidoharjo, Kecamatan/Kabupaten Pacitan. Namun untuk tahap awal, kegiatan belajar akan berlangsung di Gedung Diklat Badan Kepegawaian dan Pengembangan Sumber Daya Manusia (BKPSDM) yang saat ini sedang direnovasi agar layak dipakai sebagai ruang belajar.
Khemal menegaskan kesiapan Pemkab Pacitan menyambut program Sekolah Rakyat sebagai bagian dari komitmen daerah dalam mendukung program unggulan Presiden Prabowo Subianto.
“Kami siap menyambut program ini sebagai bagian dari komitmen daerah dalam mendukung program unggulan Presiden Prabowo Subianto,” ujarnya.
Meski demikian, program ini juga menghadapi sejumlah tantangan, terutama terkait ketersediaan fasilitas pendidikan yang memadai dan keberlanjutan anggaran untuk operasional sekolah rakyat. Apalagi, berdasarkan pengalaman program pendidikan gratis sebelumnya, terkadang akses dan kualitas pendidikan masih menjadi kendala yang harus diatasi secara serius agar tujuan pemerataan pendidikan benar-benar tercapai.
Pentingnya tambahan kuota untuk Sekolah Rakyat ini tidak bisa dilepaskan dari fakta sosial di Pacitan yang menunjukkan masih tingginya jumlah keluarga yang berada di kategori kurang mampu. Dengan adanya program ini, kesempatan anak-anak dari keluarga prasejahtera untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang SMA semakin terbuka.
Namun, keberhasilan program ini juga sangat tergantung pada koordinasi yang baik antara pemerintah pusat, daerah, serta dukungan aktif dari masyarakat sekitar. Infrastruktur, kualitas tenaga pengajar, dan sistem pengelolaan pendidikan yang profesional harus menjadi perhatian agar pendidikan gratis yang diberikan memiliki mutu yang baik.
Dengan pengajuan tambahan kuota Sekolah Rakyat jenjang SMA ke Kemensos, Pemkab Pacitan berupaya memenuhi kebutuhan pendidikan bagi masyarakat prasejahtera yang terus meningkat.
Program ini merupakan salah satu solusi konkret dalam memperkecil kesenjangan pendidikan di wilayah Pacitan ini. Namun, perlu kerja keras dan sinergi semua pihak agar program pendidikan gratis ini berjalan efektif dan berdampak positif jangka panjang bagi generasi muda Pacitan.***
Penulis : Jefri Asmoro Diyatno