Faktanews24.com – Vatikan, Pada Mei 2025, dunia Katolik dikejutkan dengan terpilihnya Kardinal Robert Francis Prevost sebagai Paus baru, menggantikan Paus Fransiskus yang wafat pada 21 April 2025. Prevost, yang lahir di Chicago pada 14 September 1955, kini tercatat sebagai Paus pertama dalam sejarah yang berasal dari Amerika Serikat.
Pengangkatannya menandai babak baru dalam perjalanan Gereja Katolik yang kini dipimpin oleh seorang imam Ordo Santo Agustinus (OSA) yang dikenal dengan dedikasi mendalam terhadap pelayanan gereja dan komitmen sosial yang kuat.
Perjalanan Karier yang Menginspirasi
Kardinal Robert Prevost memulai perjalanan gerejawi pada tahun 1982 setelah ditahbiskan menjadi imam. Ia menghabiskan hampir dua dekade di Peru, melayani sebagai misionaris yang mengajar dan memimpin seminari Agustinus di Trujillo. Pengalaman ini membentuk pandangannya yang mendalam tentang tantangan sosial dan spiritual yang dihadapi umat Katolik, terutama di negara-negara berkembang.
Kembali ke Amerika Serikat, Prevost melanjutkan karier gerejawi dengan menjadi Provinsial Ordo Agustinus di Chicago, sebelum terpilih sebagai Prior Jenderal Ordo Agustinus pada periode 2001 hingga 2013.
Di bawah kepemimpinannya, Ordo Agustinus berkembang pesat, dengan fokus pada pendidikan dan misi sosial. Namun, perjalanan kariernya tak berhenti di situ. Pada 2014, Paus Fransiskus menunjuknya sebagai Administrator Apostolik Keuskupan Chiclayo di Peru, dan beberapa tahun kemudian, ia diangkat menjadi Uskup di keuskupan tersebut.
Pada 2023, Paus Fransiskus mengangkatnya sebagai Prefek Dikasteri untuk Uskup, di mana ia bertanggung jawab untuk seleksi dan penempatan uskup di seluruh dunia.
Tugas ini membutuhkan kebijaksanaan dan kemampuan mendengarkan yang mendalam, kualitas yang menjadi ciri khas kepemimpinannya. Sebagai seorang pemimpin yang mengutamakan dialog dan inklusivitas, Prevost diterima dengan hangat oleh berbagai kalangan, baik di dalam gereja maupun di luar gereja.
Filosofi Kepemimpinan yang Mengedepankan Layanan
Paus Leo XIV, nama yang dipilih oleh Kardinal Prevost saat ia terpilih sebagai Paus, mencerminkan filosofi kepemimpinan yang mendalam. Dalam pandangannya, tugas gereja bukan hanya untuk mengajarkan doktrin, tetapi juga untuk menunjukkan keindahan dan sukacita dalam mengenal Yesus. Prevost sering menekankan bahwa seorang pemimpin gereja harus menjadi “gembala” yang melayani umat, bukan seorang “pangeran kecil” yang duduk di atas takhta.
Kepemimpinan Paus Leo XIV diharapkan dapat melanjutkan warisan Paus Fransiskus, terutama dalam hal perhatian terhadap kaum miskin, isu lingkungan, dan migrasi. Prevost dikenal sebagai pribadi yang rendah hati, yang berfokus pada pelayanan pastoral yang inklusif dan menyentuh hati umat, mengutamakan mereka yang terpinggirkan dan membutuhkan perhatian gereja.
Pemilihan Paus yang Cepat dan Efektif
Pemilihan Paus baru dimulai pada Rabu, 7 Mei 2025, di Kapel Sistina, Vatikan, setelah Paus Fransiskus wafat. Konklaf, yang merupakan rapat tertutup para kardinal untuk memilih Paus baru, berlangsung dengan dinamis.
Setelah beberapa kali pemungutan suara, yang diikuti dengan munculnya asap hitam sebagai tanda bahwa belum ada keputusan, akhirnya, pada pemungutan suara keempat, muncul asap putih yang menandakan bahwa Paus baru telah terpilih.
Paus Leo XIV terpilih dalam waktu sekitar 26 jam setelah Konklaf dimulai, yang merupakan salah satu pemilihan tercepat dalam sejarah modern. Proses ini tercatat lebih cepat dibandingkan dengan pemilihan Paus sebelumnya, seperti Paus Yohanes Paulus II yang memerlukan 8 kali pemungutan suara dalam 3 hari, dan Paus Fransiskus yang memakan waktu dua hari dengan 5 kali pemungutan suara.
Konfirmasi ini ditandai dengan munculnya asap putih dari cerobong asap di atas Kapel Sistina, disambut riuh umat yang hadir menunggu Konklaf di lapangan Basilika Santo Petrus, Vatikan. Diikuti lonceng berdentang di Basilika Santo Petrus.
Konfirmasi berikutnya, Paus baru dinyatakan resmi sudah ada setelah diumumkan dari Basilika Santo Petrus, dengan ucapan “Habemus Papam”, artinya “Kita Memiliki Paus”.
Paus Leo XIV! Sekitar hari Jumat, 9 Mei 2025, pukul 00.20 WIB, terpantau dari tayangan langsung dari kanal Youtube jaringan televisi EWTN dari Vatikan, Cardinal Proto-Deacon, Kardinal Diakon senior dari balkon Basilika Santo Petrus mengumumkan nama Paus yang baru terpilih hasil Konklaf.
“Annutio vobis gaudium magnum, Habemus Papam!” yang artinya “Aku mengumumkan kepada kalian kabar sukacita besar, Kita memiliki Paus!”
Pengumuman “Habemus Papam” yang Menggetarkan
Setelah pemungutan suara terakhir, konfirmasi mengenai terpilihnya Paus baru diumumkan dengan berkat “Habemus Papam” yang berarti “Kita Memiliki Paus”. Pengumuman ini disampaikan oleh Kardinal Proto-Deacon, yang berdiri di balkon Basilika Santo Petrus dan mengumumkan dengan sukacita: “Annutio vobis gaudium magnum, Habemus Papam! Robert Prevost. Paus Leo XIV!”
Berita ini disambut dengan sorak sorai umat Katolik yang telah menunggu di lapangan Basilika Santo Petrus, Vatikan. Keputusan ini menjadi tonggak sejarah penting dalam gereja Katolik, mengingat Prevost adalah Paus pertama yang berasal dari Amerika Serikat.
Berkat Pertama Paus Leo XIV: Urbi et Orbi
Sebagai Paus baru, Leo XIV segera memberikan berkat pertama kepada umat Katolik di dunia. Berkat “Urbi et Orbi” diberikan dari balkon Basilika Santo Petrus, dengan kata-kata yang mengandung makna khusus dan mendalam.
Berkat ini, yang diberikan pada saat perayaan khusus, dikaitkan dengan indulgensi penuh penghapusan hukuman dosa bagi mereka yang memenuhi syarat rohani tertentu.
Melalui berkat ini, Paus Leo XIV menyampaikan pesan perdamaian, harapan, dan cinta kasih kepada seluruh umat Katolik di dunia, menegaskan komitmennya untuk terus membawa gereja ke arah yang lebih inklusif dan melayani kebutuhan umat.
Harapan untuk Masa Depan Gereja Katolik
Dengan latar belakang misionaris dan pengalaman kepemimpinan yang luas, Paus Leo XIV diharapkan dapat membawa angin perubahan di Gereja Katolik. Para pengamat berharap bahwa ia akan memperkuat peran Gereja Katolik di dunia modern, melanjutkan tradisi Paus Fransiskus dalam memerangi ketidakadilan sosial, serta memperjuangkan hak-hak kaum marjinal, pengungsi, dan mereka yang hidup dalam kemiskinan.
Kepemimpinan Paus Leo XIV juga diharapkan dapat membuka jalan bagi gereja yang lebih global dan beragam, yang lebih responsif terhadap tantangan zaman. Keputusan-keputusan tegas dan keberaniannya dalam menghadapi tantangan sosial-politik menjadi harapan besar bagi umat Katolik di seluruh dunia.
Dengan terpilihnya Robert Prevost sebagai Paus Leo XIV, Gereja Katolik memasuki babak baru yang penuh harapan dan tantangan. Dunia kini menunggu langkah-langkah awalnya sebagai pemimpin spiritual tertinggi umat Katolik, dengan keyakinan bahwa ia akan terus membawa terang dalam kegelapan dan menyebarkan cinta kasih yang tak terbatas.***
Penulis : Jefri Asmoro Diyatno