Scroll untuk baca artikel
Berita Nasional

GMNI Pacitan Dorong Reformasi Pariwisata melalui Kunjungan dan Dialog Kelembagaan dengan Disparbudpora

1
×

GMNI Pacitan Dorong Reformasi Pariwisata melalui Kunjungan dan Dialog Kelembagaan dengan Disparbudpora

Sebarkan artikel ini

Faktanews24.com – Pacitan, Dewan Pimpinan Cabang Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (DPC GMNI) Pacitan melaksanakan kunjungan silaturahmi ke Kantor Dinas Pariwisata, Kebudayaan, Pemuda, dan Olahraga (Disparbudpora) Kabupaten Pacitan pada Jum’at, 13 Juni 2025.

Pertemuan berlangsung di Rumah Joglo Disparbudpora Pacitan dan disambut langsung oleh Kepala Disparbudpora, Turmudi, beserta sekretaris dinas dan seluruh jajaran kepala bidang.

Dalam sambutannya, Turmudi menyampaikan apresiasi atas kedatangan jajaran pengurus GMNI Pacitan. Ia berharap pertemuan ini dapat menjadi ruang pertukaran gagasan yang konstruktif dan bermanfaat bagi kemajuan daerah.

“Kami sangat terbuka dengan kritik dan saran, selama itu bersifat membangun. Harapannya, apa yang disampaikan oleh adik-adik dari GMNI hari ini bisa menjadi bahan evaluasi dan referensi untuk perbaikan sektor-sektor yang kami tangani.” ujar Turmudi.

Ketua DPC GMNI Pacitan, Dela, menyampaikan bahwa terkait dengan maksud dan tujuan utama dari kunjungan tersebut adalah guna mempererat silaturahmi serta menyampaikan hasil kajian dan rekomendasi strategis yang telah disusun berdasarkan studi internal GMNI.

“Kami hadir dengan maksud silaturahmi, sekaligus ingin menyampaikan beberapa rekomendasi strategis atas kondisi pariwisata, budaya, pemuda, dan olahraga di Pacitan. Kajian ini kami susun berdasarkan hasil observasi, studi data, dan tinjauan langsung di lapangan, dengan harapan menjadi kontribusi pemikiran dari generasi muda untuk pembangunan daerah,” terang Dela.

Dela kemudian membacakan 7 Rekomendasi Strategis DPC GMNI Pacitan untuk Transformasi Pariwisata Daerah Berbasis Potensi Lokal, Keselamatan, dan Pemerataan Ekonomi, di antaranya:

1. Kolaborasi Multi-Pihak
Dorong forum komunikasi antara desa dan kabupaten agar kebijakan pariwisata lebih inklusif dan aspiratif, melibatkan pemuda, komunitas lokal, dan akademisi.

2. Pengembangan Wisata Tematik
Revitalisasi destinasi unggulan dengan pendekatan wisata minat khusus seperti geowisata, ekowisata, surfing tourism, pengembangan wisata religi dan budaya, serta integrasi yang maksimal dan relevan antara objek wisata dengan desa wisata.

3. Digitalisasi Promosi Terintegrasi
Perkuat promosi melalui portal digital multibahasa, kampanye media sosial, kolaborasi dengan konten kreator lokal, dan pemanfaatan data analytics untuk strategi promosi yang lebih tepat sasaran.

4. Pemberdayaan UMKM Wisata
Adakan pelatihan dan sertifikasi UMKM pariwisata, serta kurasi produk lokal di titik wisata utama guna meningkatkan kualitas, legalitas, dan daya jual produk lokal.

5. Standar Keamanan Wisata Air dan Pantai
Susun SOP keselamatan, bangun pos lifeguard permanen, dan edukasi wisatawan tentang risiko, guna menekan angka kecelakaan wisata.

6. Perbaikan Infrastruktur Dasar
Dorong pemenuhan fasilitas umum seperti toilet, papan informasi, tempat ibadah, dan pengelolaan sampah yang layak di kawasan destinasi melalui sinergi lintas sektor.

7. Penguatan Riset dan Evaluasi Berbasis Data
Bentuk unit riset pariwisata daerah untuk mengumpulkan data kunjungan dan dampak ekonomi sebagai dasar kebijakan. GMNI siap berkolaborasi dalam penelitian lapangan.

Menanggapi rekomendasi tersebut, Turmudi mengakui bahwa persoalan keamanan wisata, khususnya di wilayah pantai, memang masih menjadi tugas besar.

“Terkait kejadian wisatawan yang meregang nyawa, kami akui ada kelengahan. Namun semua yang disampaikan oleh GMNI kami catat betul dan menjadi atensi serius, terutama usulan untuk membentuk unit riset pariwisata berbasis data. Ini penting sebagai dasar kebijakan yang lebih presisi ke depan,” ucapnya.

Sementara itu, Kepala Bidang Promosi dan Pengembangan Wisata Disparbudpora Pacitan, Rakhmad Adi Mandego, menanggapi aspek promosi dan pengamanan wisata.

“Kami sudah melakukan pelatihan lifeguard, tetapi memang belum efektif karena cuaca, kondisi alam, dan mental peserta yang belum cukup kuat. Untuk promosi, kami sudah gunakan platform-platform seperti media sosial, tapi memang belum optimal. Soal wisata tematik, kami sepakat dan sudah mulai menggagas itu, hanya saja butuh waktu dan kesabaran, terutama dari para pelaku wisata di lapangan,” jelasnya.

Kepala Bidang Pengembangan Pariwisata, Erwanto, juga menyampaikan komitmennya dalam menindaklanjuti rekomendasi GMNI.

“Kami akan menjalin kerja sama dengan kampus-kampus untuk program KKN tematik agar pengembangan destinasi bisa lebih menyentuh masyarakat. Soal fasilitas umum memang belum sepenuhnya ideal, tapi kami berkomitmen untuk terus melakukan pembenahan,” ungkapnya.

Dalam diskusi, Dela juga menegaskan kembali posisi GMNI sebagai organisasi dengan visi kerakyatan yang terus mendorong agar pariwisata memberi manfaat nyata, terutama bagi masyarakat akar rumput.

“Kami ingin pariwisata tidak hanya menjadi ruang hiburan atau ‘konsumsi’, tetapi juga transformasi sosial dan ekonomi, terutama bagi masyarakat di sekitar destinasi wisata,” tegasnya.

Menyoal pengelolaan destinasi, Revin Safi’i, Sekretaris Cabang GMNI Pacitan, juga turut menyoroti degradasi nilai di salah satu destinasi sejarah, yakni Monumen Jenderal Sudirman di Kecamatan Nawangan.

“Kami ingin menyampaikan bahwa Monumen Jenderal Sudirman yang semestinya menjadi ruang edukasi sejarah dan simbol perjuangan kini mengalami pergeseran fungsi yang cukup memprihatinkan. Di lapangan, kami menemukan praktik-praktik tidak pantas dan tidak senonoh yang dilakukan oleh pengunjung, sehingga nilai-nilai luhur tempat tersebut menjadi terabaikan,” ujar Revin.

Sukanto, Kepala Bidang Kebudayaan, merespons hal tersebut dengan mengakui bahwa pihaknya memang masih kesulitan dalam pengawasan penuh.

“Itu memang jadi atensi kami dan kami akui belum cukup kuat dalam pengawasan. Ke depan, kami akan lakukan langkah-langkah konkrit agar situs sejarah seperti Monumen Jenderal Sudirman tetap terjaga nilai sakralnya,” pungkas Sukanto.

Pertemuan diakhiri dengan penyerahan dokumen resmi berisi rekomendasi strategis dari DPC GMNI Pacitan kepada Disparbudpora Kabupaten Pacitan.

Turmudi menyampaikan ucapan terima kasih atas kontribusi pemikiran yang diberikan oleh GMNI, dan memastikan bahwa seluruh saran dan kritik akan dijadikan perhatian serius.

“Kami ucapkan terima kasih kepada GMNI Pacitan. Apa yang disampaikan akan kami catat dan tindak lanjuti semaksimal mungkin untuk pembangunan sektor pariwisata, budaya, pemuda, dan olahraga yang lebih baik,” tutup Turmudi.

DPC GMNI Pacitan berharap agar rekomendasi yang telah disampaikan dapat menjadi rujukan dalam perumusan kebijakan dan pelaksanaan program Disparbudpora ke depan, khususnya untuk menjaga citra dan nilai luhur pariwisata dan sejarah di Kabupaten Pacitan.***

Penulis : Jefri Asmoro Diyatno