Scroll untuk baca artikel
Berita Nasional

Tragis! Warga Poko Pringkuku Pacitan Ditemukan Gantung Diri di Kebun Jati, Ini yang Terjadi Sebelumnya

Jefri Asmoro Diyatno
2
×

Tragis! Warga Poko Pringkuku Pacitan Ditemukan Gantung Diri di Kebun Jati, Ini yang Terjadi Sebelumnya

Sebarkan artikel ini

Faktanews24.com – Pacitan, Suasana duka menyelimuti Dusun Kaliwungu, Desa Poko, Kecamatan Pringkuku, Kabupaten Pacitan, Jawa Timur, pada Selasa pagi, 20 Mei 2025. Seorang pria paruh baya, Suroto (58), ditemukan meninggal dunia dalam kondisi mengenaskan tergantung di pohon jati di kebun warga.

Yang membuat warga semakin pilu, sebelum mengakhiri hidupnya, korban sempat menjual kambing beserta kandangnya, membayar pajak tanah ke balai desa, hingga menyerahkan uang puluhan juta rupiah kepada anaknya. Peristiwa ini menyisakan tanya: ada apa di balik keputusannya yang mendadak dan tragis itu?

Korban Suroto meninggalkan rumah pada Senin pagi, 19 Mei 2025, sekitar pukul 10.00 WIB. Sejak saat itu, ia tidak terlihat kembali. Keluarga mulai cemas ketika malam menjelang, namun sang ayah tak kunjung muncul.

Sekira pukul 19.30 WIB, putri korban, Cahyaning Dewi Silawati, melapor kepada Kepala Dusun Pakel, Abdulfatah Yusri Al Kalaf. Ia mengaku ayahnya belum juga pulang ke rumah. Merespons laporan tersebut, Kasun Abdulfatah bersama warga langsung bergerak melakukan pencarian.

“Kami bersama warga melakukan pencarian hingga malam pukul 00.00 WIB, namun karena hujan dan kondisi gelap, pencarian dihentikan sementara dan dilanjutkan keesokan harinya,” Ujar Kasun Abdulfatah kepada wartawan.

Pagi harinya Selasa, 20 Mei 2025, pukul 06.45 WIB, pencarian kembali dilakukan oleh keluarga korban dan warga setempat. Pencarian ini akhirnya menemukan titik terang.

Saksi 1 yang merupakan saudara korban bersama Saksi 2, tetangganya, menemukan korban tergantung di pohon jati milik warga bernama Ginatin di RT 02/RW 05 Dusun Pakel. Korban sudah dalam keadaan meninggal dunia, tubuhnya kaku, tergantung dengan seutas tali plastik berwarna biru.

Fakta mengejutkan terungkap dari penyelidikan polisi. Kapolsek Pringkuku, AKP Giyarno, menyampaikan bahwa korban sempat menjual kambing dan kandangnya pada pagi hari sebelum menghilang. Hasil penjualan, yang mencapai Rp16 juta, langsung diserahkan kepada anaknya.

“Korban juga menyerahkan SPPT tanah serta satu unit sepeda motor Honda Beat warna merah dengan nomor polisi AE 3960 YR. Saat itu, korban berpesan agar uang hasil penjualan kambing dibagi dengan saudaranya,” Terang Kapolsek.

Tak pelak, pesan terakhir ini membuat keluarga makin syok. Tidak ada firasat sama sekali bahwa korban hendak mengakhiri hidupnya. Apalagi menurut keterangan keluarga, tidak ada konflik keluarga atau masalah ekonomi yang serius.

Setelah menerima laporan dari warga, Polsek Pringkuku melalui Bhabinkamtibmas Desa Poko, Aipda Joko Prayitno, langsung mendatangi lokasi kejadian bersama tim medis.

“Setelah menerima laporan dari warga, kami bersama tim medis segera menuju lokasi untuk melakukan olah tempat kejadian perkara serta pemeriksaan awal terhadap korban,” jelas Aipda Joko.

Sementara itu, Kanit Reskrim Polsek Pringkuku, Aiptu Dedy Yudiantoro menegaskan, dari hasil visum dan penyelidikan, tidak ditemukan tanda-tanda kekerasan atau dugaan penganiayaan.

“Korban ditemukan dalam keadaan tergantung dengan menggunakan tali plastik berwarna biru. Dari hasil visum dan keterangan para saksi, tidak ditemukan indikasi tindak kekerasan. Kami menduga kuat korban meninggal dunia karena bunuh diri,” ungkap Aiptu Dedy.

Pihak keluarga pun menerima kenyataan pahit ini. Bahkan mereka menolak dilakukan autopsi dan hanya meminta visum luar terhadap jenazah almarhum.

Penyebab aksi nekat korban masih dalam penyelidikan lebih lanjut. Namun dari informasi yang dihimpun, Suroto diketahui memiliki riwayat penyakit lambung dan hernia yang cukup parah. Diduga, kondisi kesehatan ini menjadi beban psikologis yang tidak tertanggulangi.

Pihak kepolisian pun turut memberikan imbauan kepada masyarakat agar lebih memperhatikan kondisi mental orang-orang terdekat.

“Jika ada anggota keluarga, tetangga, atau teman yang terlihat mengalami tekanan atau keluhan kesehatan mental, segera ajak bicara, beri dukungan, atau laporkan ke pihak terkait. Pencegahan lebih penting daripada penyesalan,” pungkas Aipda Joko.

Suasana pagi di Dusun Pakel yang biasanya tenang berubah drastis ketika jeritan keras terdengar dari arah kebun milik Ginatin. Saksi 1 dan Saksi 2 yang pertama kali menemukan korban langsung berteriak histeris meminta pertolongan.

Warga berbondong-bondong menuju sumber suara dan sontak dibuat syok dengan pemandangan tragis yang mereka saksikan tubuh Suroto tergantung diam, dengan pakaian kaus biru kombinasi merah dan celana panjang hitam, membisu dalam keabadian. Setelah sampai di lokasi, tubuhnya sudah kaku. Tali plastik biru mengikat lehernya ke cabang pohon jati.***

Penulis : Jefri Asmoro Diyatno

0 0 votes
Article Rating
Subscribe
Notify of
guest
0 Comments
Oldest
Newest Most Voted
Inline Feedbacks
View all comments
0
Would love your thoughts, please comment.x
()
x