Indramayu

Cokro, Pemimpin yang Tumbuh Bersama Petani

29
×

Cokro, Pemimpin yang Tumbuh Bersama Petani

Sebarkan artikel ini
Konten Instagram Berita Terkini Merah Dan Biru 20251225 163840 0000

Faktanews24.com – Indramayu – Dari 139 calon Kuwu terpilih di Kabupaten Indramayu, satu nama mencuri perhatian publik dan viral di media sosial. Bukan karena kemewahan pesta kemenangan atau euforia jabatan, melainkan karena sikapnya yang bertolak belakang dengan gambaran kekuasaan pada umumnya.

Dalam sebuah video yang beredar luas, calon Kuwu terpilih tersebut terlihat tetap turun ke sawah, memanggul beban kerja layaknya petani lainnya. Alih-alih merayakan kemenangan, ia memilih kembali ke lumpur, menjadi buruh tani dan ikut kuli tandur, seolah tak ada yang berubah dalam hidupnya.

Pemandangan itu menjadi pesan simbolik yang kuat. Di tengah banyaknya pemenang kontestasi politik yang menikmati status dan privilese, sikap ini menegaskan bahwa jabatan tidak menghapus asal-usul, dan kemenangan tidak otomatis mengangkat seseorang dari akar kehidupannya.

Sikap tersebut menyentuh nalar publik. Warganet menilai, apa yang ditampilkan bukan pencitraan sesaat, melainkan cerminan karakter yang telah terbentuk sejak lama. Sawah baginya bukan sekadar ladang kerja, tetapi ruang kehidupan tempat ia tumbuh dan memahami denyut persoalan rakyat.

Sosok dalam video viral itu adalah Kastori, calon Kuwu terpilih Desa Sumber Jaya, Kecamatan Kroya, Kabupaten Indramayu, yang akrab disapa Cokro. Ia tampil sebagai pemimpin desa yang lahir dan ditempa dari kehidupan buruh tani.

Dalam keterangannya kepada awak media, Kamis (25/12/2025), Cokro menegaskan bahwa latar belakang sebagai buruh tani bukanlah sesuatu yang perlu disembunyikan.

“Kenapa harus malu? Kita ini lahir dari petani. Dari situlah kita hidup dan membesarkan keluarga,” ujarnya.

Ia menjelaskan, keikutsertaannya dalam kontestasi Pemilihan Kuwu (Pilwu) 2025 bukan didorong ambisi kekuasaan, melainkan kepedulian terhadap masa depan Desa Sumber Jaya. Menurutnya, ia telah menyiapkan konsep pembangunan yang berpijak pada kebutuhan riil masyarakat desa.

“Saya punya konsep yang memang harus diterapkan untuk kemajuan Desa Sumber Jaya. Dari situlah hati kami tergerak untuk ikut kontestasi Pilwu,” ungkapnya.

Di tengah maraknya politik biaya tinggi, Cokro mengungkap bahwa saat mendaftarkan diri sebagai bakal calon kuwu, modal yang dimilikinya hanya Rp300 ribu. Bahkan sebelum mendaftar, ia masih bekerja di sawah dengan mengangkut padi (mengunjal gabah).

“Waktu daftar bacalwu, kami hanya pegang uang Rp300 ribu. Itu pun sebelumnya kami masih bekerja di sawah,” tuturnya.

Cokro menegaskan, jabatan tidak akan mengubah jati dirinya. Ia ingin tetap menjadi sosok yang mudah ditemui, mau mendengar, dan berbaur dengan masyarakat, khususnya kaum buruh.

Warga setempat pun menilai Cokro sebagai pribadi sederhana dengan kepedulian sosial yang tinggi. Dadang (65) menyebut Cokro dikenal suka menolong dan tidak berjarak dengan warga.

“Beliau selalu berbaur dengan masyarakat. Semoga di bawah kepemimpinannya, kebutuhan Desa Sumber Jaya bisa terjawab dan kondisinya semakin baik,” ujarnya.

Menutup pernyataannya, Cokro menegaskan sektor pertanian akan menjadi prioritas utama kepemimpinannya, mengingat mayoritas warga desa bergantung pada sektor tersebut. Baginya, membangun desa berarti memperkuat akar kehidupan masyarakat.

Dauri Duryanto
Author: dauri duryanto

Jurnalist

Calon Kuwu Terpilih
(D Duryanto)