Faktanews24.com
Kabupaten Cirebon –
Sungguh ironis, di tengah gencarnya program ketahanan pangan yang dicanangkan pemerintah pusat, masyarakat Desa Cupang, Kecamatan Gempol, justru masih menghadapi persoalan mendasar: kekurangan air bersih dan minimnya irigasi untuk sawah.
Desa yang dikenal memiliki keindahan alam dan potensi wisata ini justru kurang mendapat perhatian, baik dari pemerintah pusat maupun daerah. Kondisi tersebut membuat petani hanya bisa menanam padi sekali dalam setahun saat musim hujan. Sementara di musim kemarau, lahan pertanian gagal panen akibat tidak adanya pasokan air.
Selain itu, kebutuhan air bersih rumah tangga juga masih menjadi masalah utama warga. Sejak zaman kolonial Belanda hingga Indonesia merdeka 80 tahun lamanya, warga Cupang masih berkutat dengan masalah yang sama: kesulitan memperoleh air bersih.
Kuwu Desa Cupang, H. Karji, menegaskan bahwa air merupakan sumber kehidupan yang tak tergantikan, baik untuk manusia, hewan, maupun tanaman.
> “Kami para petani hanya bisa tanam sekali, panen sekali. Kalau musim kemarau, gagal panen karena tidak ada air. Warga juga sangat kekurangan air bersih. Dari zaman Belanda sampai sekarang, tetap seperti ini. Bagaimana bisa menunjang program pemerintah kalau air saja tidak tersedia,” ujarnya, Jumat (22/8/2025).
H. Karji berharap pemerintah daerah maupun pusat dapat segera turun tangan memberikan solusi nyata, baik berupa penyediaan mesin geolistrik maupun infrastruktur penunjang lainnya.
> “Kami mohon bantuan dari dinas terkait, agar masyarakat Cupang bisa hidup sehat dengan air bersih yang cukup, dan para petani bisa mengolah sawahnya. Hanya dengan itu program ketahanan pangan bisa benar-benar terlaksana,” tambahnya.
Masyarakat Cupang kini menunggu uluran tangan pemerintah agar desa yang berada di ujung Kabupaten Cirebon itu tidak lagi mengalami kekeringan setiap tahun.
Syahril