Scroll untuk baca artikel
Berita Nasional

Warga Korban Puting Beliung Kembalikan Bantuan dari PT. PGE, “Tak Layak Untuk Diterima”

6
×

Warga Korban Puting Beliung Kembalikan Bantuan dari PT. PGE, “Tak Layak Untuk Diterima”

Sebarkan artikel ini

FaktaNews24.com, Aceh Utara – Sejumlah warga terdampak angin puting beliung di Kecamatan Nibong, Kabupaten Aceh Utara, dengan tegas mengembalikan bantuan logistik dari PT. Pema Global Energi (PGE). Bantuan yang dinilai tidak proporsional dan tidak layak dibagikan itu dikembalikan langsung ke kantor utama PGE menggunakan mobil pick up pada Senin (14/07/2025).

Dipimpin oleh Keuchik Gampong Nibong Baroh, Razali, warga membawa kembali paket bantuan berupa sembako yang diklaim terlalu sedikit dibanding jumlah korban bencana yang tersebar di enam desa di kecamatan tersebut.

“Yang pertama, kami mengucapkan terima kasih atas perhatian dan bantuan oleh PGE. Namun, kami harus kembalikan karena tidak mungkin kami bagikan kepada korban, dengan jumlah segini, Kami sedang menunggu pihak humas PGE untuk menyerahkan kembali bantuan ini secara langsung,” ujar Razali kepada awak media

Masyarakat yang terdampak angin puting beliung mengembalikan bantuan dari PT. PGE

Razali menyebutkan, pihaknya kebingungan bagaimana membagi paket bantuan tersebut kepada sekitar 100 kepala keluarga (KK) terdampak. “Kalau mau dibagi merata, setiap KK cuma dapat satu ons minyak goreng. Ini bukan bantuan, ini malah bisa menimbulkan masalah di antara korban,” ungkapnya.

Adapun bantuan yang dikirim oleh PGE terdiri dari:

  • 15 kilogram minyak goreng
  • 30 sak beras
  • 10 dus air mineral
  • 20 dus mie instan
  • 15 papan telur

“Saat ini juga bukan lagi masa panik. Tidak ada lagi dapur umum karena seluruh korban telah kembali ke rumah masing-masing. Yang mereka butuhkan sekarang adalah kepastian, perhatian nyata, bukan bantuan simbolik yang justru mempermalukan kami,” tegas Razali.

Tindakan pengembalian bantuan ini menjadi tamparan keras bagi PGE yang selama ini beroperasi di kawasan Blok B. Warga berharap perusahaan menunjukkan empati yang nyata dan bertanggung jawab terhadap masyarakat sekitar, khususnya dalam situasi bencana seperti ini.

Kekecewaan mendalam juga disuarakan oleh warga terdampak angin puting beliung di Kecamatan Nibong, Kabupaten Aceh Utara, terhadap PT Pema Global Energi (PGE), Bantuan yang dianggap tidak layak dan tidak sebanding dengan kebutuhan korban bencana, dikembalikan langsung oleh warga ke kantor utama perusahaan itu.

Objek Vital Nasional, Tapi Lupa Kemanusiaan

Fasilitas PGE yang berlabel “Objek Vital Nasional” justru membuat publik semakin heran: mengapa sebuah entitas strategis negara bersikap seolah tak punya tanggung jawab sosial terhadap masyarakat lingkar tambang?

Beberapa aktivis lingkungan dan sosial sebelumnya juga mengeluhkan bahwa program CSR (Corporate Social Responsibility) PGE selama ini lebih banyak bersifat simbolik, bukan solusi nyata terhadap dampak ekologis dan sosial yang ditimbulkan perusahaan. “Kami Butuh Kepedulian, Bukan Seremoni”

Masyarakat berharap, aksi pengembalian bantuan ini menjadi cambuk bagi PGE agar tidak lagi memandang masyarakat ring 1 sebagai pelengkap laporan tahunan. Mereka menuntut pendekatan yang lebih manusiawi, adil, dan partisipatif dalam setiap kegiatan tanggap darurat dan program sosial.

“Jika bantuan tersebut dianggap cukup oleh PGE untuk membalas dampak bencana, maka jangan salahkan rakyat kalau kehilangan respek”.

“Kami bukan minta mewah, tapi jangan jadikan penderitaan kami sebagai formalitas PR perusahaan,” sambil menunjuk tumpukan paket bantuan di depan pagar.

“Kami ini warga terdampak langsung, tapi bantuan yang diberikan tidak sesuai dengan hasil yang dikuras dari tanah Aceh? Ini bentuk pelecehan kemanusiaan!” pungkas salah satu tokoh masyarakat Nibong.

Rasa kecewa dan marah terhadap sikap PGE yang disebutnya selama ini bersikap “cuek dan tidak punya hati nurani” terhadap kondisi masyarakat di sekeliling wilayah operasi mereka.

“Kami ini bukan minta-minta, tapi tolonglah lihat keadaan kami. Rumah kami porak-poranda, anak-anak trauma, dan yang mereka kirim hanya sedikit sembako. Kami benar-benar kecewa,” tegas nya.

Ia juga menuding bahwa PGE selama ini tidak hadir di tengah masyarakat saat dibutuhkan, hampir setiap hari kami menghirup aroma tidak enak yang dikeluarkan oleh perusahaan, dan sudah lama mereka hanya mengambil keuntungan dari hasil bumi Blok B yang berada tak jauh dari rumah kami.

“Mereka ambil gas dan kekayaan alam kami, tapi giliran rakyat susah, mereka diam saja. Baru setelah didesak, itupun dengan bantuan yang bikin hati sakit,” ungkapnya dengan kekecewaan.

Cekgeh
Author: Cekgeh

Nikmati

Bantuan Tidak Layak, Hasil Bumi Aceh, Korban Puting Beliung, Objek Vital, PT. PGE
Indra/Mahlil