Berita Nasional

Thethek Melek: Ritual Kuno Desa Sukoharjo Pacitan untuk Usir Wabah, Bisakah Mengembalikan Keseimbangan Alam dan Sosial?

15
×

Thethek Melek: Ritual Kuno Desa Sukoharjo Pacitan untuk Usir Wabah, Bisakah Mengembalikan Keseimbangan Alam dan Sosial?

Sebarkan artikel ini
Img 20251219 Wa0138

Faktanews24.com – Pacitan, Desa Sukoharjo kembali menorehkan sejarah dengan rencana pelaksanaan ritual adat kuno bernama “Thethek Melek”, yang dulu dipercaya mampu mengusir pageblug dan wabah penyakit. Ritual ini lahir dari pengalaman leluhur saat gagal panen melanda desa dan sekitarnya, menyebabkan stres, kelaparan, dan penyakit di kalangan warga yang mayoritas petani. Kini, paguyuban Song Meri menghidupkan kembali tradisi ini untuk memohon keselamatan dari wabah modern, termasuk pandemi Covid-19.

Konon, pertama kali ritual ini dilakukan oleh seorang tokoh masyarakat yang ingin memohon pertolongan kepada Sang Pencipta. Dengan membawa ubo rampe berupa tumpeng dan sesajian kecil, tokoh itu beserta rombongan berkeliling kampung sambil merapal mantra, mengitari pemukiman dan sawah. Suara riuh dari peralatan yang dibawa warga seperti halnya linggis, sabit, cangkul, ember menjadi simbol persatuan masyarakat yang bersatu dalam doa dan aksi.

Img 20251219 Wa0109

Seiring perjalanan, semakin banyak warga ikut bergabung, menciptakan gelombang kebersamaan yang riuh dan menggetarkan desa. Saat tiba di sawah, seluruh masyarakat berkumpul, mengikuti ritual doa dan mantra untuk memohon keselamatan dan penghapusan wabah. Menurut cerita leluhur, setelah ritual itu, penyakit mulai surut, dan hasil panen kembali membaik. Kepercayaan bahwa segala sesuatu di alam terjadi atas izin Sang Pencipta menjadi inti dari ritual ini.

Img 20251219 Wa0111

Dalam konteks modern, Song Meri ingin mengadaptasi “Thethek Melek” sebagai media sosialiasi kembali masyarakat yang mulai terputus karena teknologi dan pandemi. Dengan menggabungkan elemen ritual tradisional dan interaksi sosial kontemporer, kegiatan ini diharapkan bisa menghidupkan kembali rasa kemanusiaan, solidaritas, dan kesadaran ekologis yang mulai memudar.

Img 20251219 Wa0112

Ritual ini juga akan dikombinasikan dengan pesta seni “Upacara Suwukan Pari”, menampilkan potensi seni lokal Desa Sukoharjo dan seniman dari tingkat nasional maupun internasional. Ajang ini tidak hanya memupuk kebersamaan, tetapi juga menjadi sarana memperlihatkan kekayaan budaya dan kreativitas masyarakat di hadapan publik, sekaligus membuka peluang wisata agraris yang unik.

Img 20251219 Wa0110

Pelaksanaan “Thethek Melek” akan berlangsung pada 20 Desember 2025, mulai pukul 12.00 WIB hingga selesai, di area persawahan Dusun Rejoso, Desa Sukoharjo. Seluruh masyarakat tani dan seniman lokal diharapkan ikut serta, menciptakan interaksi sosial yang sehat sekaligus menghidupkan kembali nilai-nilai leluhur.

Apakah ritual kuno ini benar-benar mampu mengusir wabah modern dan memulihkan keseimbangan sosial-ekologis? Masyarakat Desa Sukoharjo menaruh harapan besar, menggabungkan keyakinan leluhur dengan praktik kontemporer. Dalam era teknologi yang serba instan, “Thethek Melek” menjadi pengingat bahwa kebersamaan dan doa kolektif tetap relevan sebagai cara manusia menghadapi tantangan alam dan sosial.***

Penulis : Jefri Asmoro Diyatno