FaktaNews24.com, Aceh Utara – Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) Kemilau Cahaya Bangsa Indonesia (KCBI) Aceh Utara menilai bahwa program percepatan penurunan stunting belum maksimal dilakukan, dan masih jauh dari harapan Perpres Nomor 72 Tahun 2021 tentang Percepatan Penurunan Stunting.
“Hari ini yang kita lihat bahwa kegiatan yang dilakukan pemkab Aceh Utara belum maksimal dimana kegiatan tersebut lebih banyak dihabiskan untuk kegiatan pelatihan dan sosialisasi, namun sangat minim kegiatan yang menyentuh langsung kepada balita Stunting, ” sebut Jamaluddin selaku Ketua KCBI Aceh Utara, Sabtu (07/09/2024).
Dikatakan, seharusnya pemkab Aceh Utara harus lebih fokus kepada balita stunting, bukan untuk pelatihan dan sosialisasi, nah seharusnya anggaran tersebut bisa digunakan untuk pemenuhan protein dan vitamin bagi balita stunting dan ibu hamil.
” Hari ini kita lihat misalnya untuk PMT dianggarkan sebanyak 17.000 per PMT, untuk sekali pemberian dalam sehari. Seharusnya anggaran pelatihan di bisa digunakan untuk penambahan dari pemberian satu kali sehari menjadi dua atau tiga kali, sehingga akan mempercepat tercapainya penurunan angka stunting di Aceh Utara, ” Sebut Jamal.
Ditambahkan dari 1.962 balita stunting di tahun 2023 hanya mampu diturunkan sebesar 296 balita menjadi 1.666 balita stunting di tahun 2024, artinya masih sangat rendah. Seharusnya angka ini menjadi bahan evaluasi bagi Pj Bupati Aceh Utara terhadap dinas terkait.
“Dimana yang salah, apa yang salah, dan siapa yang salah, ini program nasional yang harus sukses. Apalagi Pj Bupati yang merupakan perpanjangan tangan pemerintah pusat,” Kata Jamaluddin.
Pihaknya akan terus memonitor kegiatan tersebut dan juga meminta pihak pemkab Aceh Utara untuk lebih fokus dan maksimal dalam penanganan penurunan stunting.
Untuk diketahui Program penurunan stunting yang melibatkan 20 kementerian/lembaga, seluruh provinsi, kabupaten/kota, desa/kelurahan, serta lembaga non-pemerintah.
Target penurunan prevalensi stunting di Indonesia diselaraskan dengan target global, yaitu target World Health Assembly (WHA) untuk menurunkan prevalensi stunting sebanyak 40% pada tahun 2025 dari kondisi tahun 2013. Selain itu, target Tujuan Pembangunan Berkelanjutan/Sustainable Development Goals (TPB/SDGs) adalah menghapuskan semua bentuk kekurangan gizi pada tahun 2030.
Di Aceh Utara angka Stunting berdasarkan data dari Dinas Kesehatan Kabupaten Aceh Utara dilaporkan Data Stunting 2023 ada 1.962 (Seribu sembilan enam puluh dua) balita dari 42.126 (empat puluh dua ribu seratus dua puluh enam) balita di Aceh Utara.
Sementara Data tahun 2024 per juli terdapat 1.666 (Seribu enam ratus enam puluh enam) balita Stunting dari 42.374 (Empat puluh dua ribu tiga ratus tujuh puluh empat) balita. Artinya angka stunting mengalami penurunan sebanyak 296 (dua ratus sembilan puluh enam) dari tahun 2023.
Sebelumnya Kabid Kesehatan Masyarakat Dinas kesehatan Aceh Utara, Samsul Bahri SKM., MKM kepada media pada Jumat 06 September 2024 menyampaikan Upaya penurunan dengan pemberian PMT Lokal untuk sasaran balita gizi kurang dan ibu hamil kekurangan energi kronis (KEK).
“Untuk saat ini ada tiga kecamatan yang angka stunting nya agak tinggi yaitu Kecamatan Kuta Makmur, Pirak Timu, dan Nisam, ” Kata Samsul.
Dikatakan Samsul Bahri, Pemberian Makanan Tambahan (PMT) untuk program pengentasan stunting dengan alokasi anggaran per PMT sebesar Rp, 17.000,00- (Tujuh belas ribu rupiah).”Dana tersebut disalurkan melalui Puskesmas, “Sebut Samsul.
Berdasarkan PMK Nomor 37 Tahun 2023 tentang Petunjuk Teknis Pengelolaan Dana Bantuan Operasional Kesehatan Tahun Anggaran 2024, dana PMT di kelola oleh Puskesmas.
Sementara untuk tim pelaksana ditingkat desa yaitu kader dan TP-PKK Desa dan juga adanya penyedia makanan yang ditunjuk oleh Pihak Puskesmas. Yang nantinya akan mengantar makan (PMT) ke rumah yang mendapatkan PMT.
Sementara itu upaya lainnya yang dilakukan Pemkab Aceh Utara dalam menekan angka stunting yaitu dilaksanakan nya Program Dapur Sehat Atasi Stunting (DASHAT) yang dilaksanakan oleh DPM-PPKB, melalui Balai Penyuluh KB ditingkat Kecamatan.
Kepala DPM-PPKB Aceh Utara Fuad Muktar S.Sos., MSM menyampaikan DASHAT merupakan Program yang diluncurkan oleh BKKBN Pusat dalam upaya percepatan penurunan stunting di Indonesia.
“Yang dilaksanakan selama sepuluh (10) kali pertemuan di Balai Penyuluhan KB di 27 Kecamatan. Dengan sumber Anggaran dari Dana Alokasi Khusus (DAK)”, Ucap Fuad Muktar.
Dikatakan, dengan kegiatan teori dan praktek pengolahan pangan diberikan oleh para ahli gizi kepada peserta.
Selain itu dirinya juga berencana agar program DASHAT ini di tahun depan dapat dilaksanakan ditingkat desa dengan cara menganggarkan dalam APBG setiap desa di Aceh Utara.
Informasi dihimpun selama Pj Bupati Aceh Utara Mahyuzar setidaknya sudah meluncurkan beberapa program dalam upaya menangani Kemiskinan Ekstrem dan Stunting yaitu:
1. Penanganan Kemiskinan Ekstrem:
– Bantuan Langsung Tunai (BLT): Ditujukan untuk keluarga miskin, membantu memenuhi kebutuhan dasar mereka.
– Program Pelatihan Keterampilan dan Wirausaha: Sekitar 2.000 orang telah mengikuti pelatihan dalam bidang pertanian, kerajinan tangan, dan UKM, dengan sekitar 500 di antaranya memulai usaha baru.
2. Penanganan Stunting:
– Pemberian Makanan Tambahan (PMT): Sekitar 20.000 anak dan ibu hamil menerima makanan tambahan bergizi.
– Edukasi Gizi: Program edukasi di sekolah dan Puskesmas melibatkan 150 petugas kesehatan untuk menyebarluaskan informasi tentang gizi seimbang.
Program Dapur Sehat Atasi Stunting (Dashat)
Program Dashat, yang dilaksanakan melalui Dinas Pemberdayaan Masyarakat, Perempuan, dan Keluarga Berencana (DPMPPKB), bertujuan mengatasi stunting secara menyeluruh dengan pendekatan berbasis pemenuhan gizi:
– Peserta dan Kehadiran:
– Pemerintah Daerah, kader kesehatan, masyarakat, dan LSM terkait kesehatan dan gizi.
– Materi Program:
– Edukasi Gizi: Informasi tentang asupan nutrisi seimbang dan cara memanfaatkan bahan makanan lokal.
– Pemberian Makanan Tambahan: Makanan sehat untuk ibu hamil dan anak-anak.
– Pelatihan dan Workshop: Pelatihan bagi kader kesehatan dan masyarakat mengenai penyajian makanan bergizi.
– Penyuluhan Kesehatan: Pengetahuan tentang pentingnya gizi dan cara pencegahan stunting.
– Kegunaan Program:
– Meningkatkan gizi masyarakat, mencegah stunting, memberdayakan kader kesehatan, dan meningkatkan kesadaran tentang pentingnya gizi.