Berita Nasional

Kapolres Pacitan Gelar Acara Piramida Ngopi Bersama Awak Media, Saat Cangkir Kopi Jadi Simbol Sinergi dan Kontrol Sosial

0
×

Kapolres Pacitan Gelar Acara Piramida Ngopi Bersama Awak Media, Saat Cangkir Kopi Jadi Simbol Sinergi dan Kontrol Sosial

Sebarkan artikel ini

Faktanews24.com – Pacitan, Di tengah gempuran arus informasi yang semakin deras dan seringkali simpang siur, ruang dialog antara penegak hukum dan jurnalis menjadi sangat penting. Hal inilah yang dilakukan Kepolisian Resor (Polres) Pacitan melalui program rutin bertajuk “Piramida Ngopi Bersama Awak Media”, yang digelar di Gedung Graha Bhayangkara Wicaksana Laghawa, pada Rabu , 29 Oktober 2025 malam.

Suasana santai namun penuh makna itu dihadiri oleh para jurnalis dari berbagai media yang tergabung dalam Forum Pewarta Pacitan (FPPA). Di sela aroma kopi hangat dan obrolan akrab, Kapolres Pacitan AKBP Ayub Diponegoro Azhar menyampaikan rasa syukur sekaligus apresiasi kepada seluruh insan pers yang selama ini telah menjalin kemitraan erat dengan Polres Pacitan.

“Saya harap kerja sama kemitraan dengan awak media ini harus tetap terjalin dengan baik. Pers adalah mitra strategis kami dalam menjaga kondusivitas dan transparansi publik,” ujar Kapolres dalam sambutannya.

Tak sekadar agenda seremonial, forum “Ngopi Bersama” kali ini juga menjadi ruang terbuka untuk membahas berbagai isu yang tengah mengemuka di Kabupaten Pacitan. Mulai dari peredaran minuman keras secara terselubung, pembatasan jam operasional tempat hiburan malam, kasus pembunuhan dan pencurian, hingga fenomena pernikahan dengan mahar miliaran rupiah yang sempat viral di jagat maya.

Kapolres Ayub mengakui bahwa berbagai kasus tersebut tak hanya menarik perhatian publik, tapi juga menjadi bahan refleksi bersama.

“Dari setiap kasus, tentu kita ambil hikmahnya. Baik masyarakat, aparat, maupun media perlu saling menguatkan agar isu-isu yang muncul tidak menimbulkan kegaduhan, tapi justru menjadi pembelajaran sosial,” tuturnya.

Pernyataan itu seolah menjadi pengingat bahwa di tengah derasnya arus informasi, media memiliki tanggung jawab moral sebagai penjaga keseimbangan opini publik. Sebab, tidak semua yang viral adalah benar, dan tidak semua yang benar semestinya disajikan dengan cara yang provokatif secara masif di berbagai platform media sosial.

Dalam kesempatan itu, Kapolres juga menyoroti pentingnya peran wartawan dalam menyaring informasi. Ia menegaskan bahwa tugas pokok jurnalis bukan hanya menyampaikan kabar, tetapi juga meluruskan isu yang menyesatkan agar masyarakat mendapat informasi yang faktual dan berimbang.

“Banyak isu di media sosial yang berkembang tanpa dasar kuat. Di sinilah pentingnya jurnalis hadir sebagai penyampai informasi yang aktual, berimbang, dan dapat dipercaya,” tegas Ayub.

Beliau menambahkan, dalam beberapa bulan terakhir, kasus pencurian kendaraan bermotor (curanmor) menjadi salah satu atensi Polres Pacitan. Ia pun mengimbau media untuk membantu memberikan edukasi publik terkait langkah-langkah pencegahan kejahatan dan peningkatan kewaspadaan masyarakat.

“Peran media itu luar biasa. Ketika pemberitaan dilakukan dengan data dan empati, itu bisa menjadi bentuk pencegahan sosial yang jauh lebih efektif daripada sekadar razia,” tambahnya.

Sementara itu, Ketua Forum Pewarta Pacitan (FPPA), Sutikno atau yang akrab disapa Gustik, menyampaikan apresiasinya kepada Polres Pacitan atas inisiatif membuat forum rutin satu bulan sekali tersebut.

“Selama ini baru Kapolres Ayub Diponegoro Azhar yang punya program seperti ini. Dulu belum pernah ada kegiatan ngopi bersama antara Polres dan jurnalis secara rutin. Ini adalah langkah maju dalam membangun komunikasi dan transparansi,” ujarnya.

Menurut Gustik, kegiatan seperti ini tidak hanya mempererat hubungan kemitraan antara aparat dan wartawan, tapi juga menjadi wadah penting untuk menyampaikan aspirasi dan kritik konstruktif secara langsung.

Bahkan ia menyarankan agar pola semacam ini juga dilakukan oleh pemerintah daerah dan lembaga-lembaga publik lainnya, agar tidak ada jarak antara kebijakan dan pemberitaan.

“Kalau Kapolres bisa mengajak wartawan ngopi bareng tiap bulan, kenapa instansi lain tidak? Ini langkah sederhana tapi berdampak besar bagi keterbukaan informasi publik,” tambahnya.

Dalam kesempatan itu pula, Gustik menyampaikan masukan konkret untuk pihak kepolisian, khususnya bidang Lalu Lintas (Satlantas). Ia menilai, pemanfaatan bus sekolah di Pacitan belum optimal. Akibatnya, banyak siswa yang masih menggunakan sepeda motor, sehingga risiko kecelakaan di kalangan pelajar cukup tinggi.

“Kami berharap Polres Pacitan bisa bersinergi dengan Dinas Perhubungan untuk memaksimalkan penggunaan bus sekolah. Selain lebih aman, itu juga bisa jadi bentuk nyata upaya pencegahan kecelakaan di jalan,” sarannya.

Masukan tersebut disambut baik oleh pihak Polres, yang berjanji akan menindaklanjuti bersama instansi terkait demi keselamatan anak-anak sekolah di Pacitan.

Acara kemudian berlanjut dalam suasana santai namun penuh makna. Obrolan hangat, tawa kecil, dan sesekali perbincangan serius mewarnai pertemuan antara jurnalis dan jajaran Polres Pacitan. Rangkaian kegiatan pun ditutup dengan foto bersama, simbol kebersamaan antara dua pilar penting dalam menjaga kehidupan demokrasi: pers dan penegak hukum.

Namun, pertanyaannya kini berkembang apakah ruang dialog seperti ini cukup untuk menjaga transparansi dan membangun kepercayaan publik?

Di tengah era digital yang rawan disinformasi, kegiatan semacam “Ngopi Bersama” bukan hanya seremoni minum kopi, melainkan strategi sosial yang membangun keakraban sekaligus memperkuat kontrol sosial.

Polisi butuh wartawan untuk menjaga citra dan kepercayaan masyarakat, sementara wartawan butuh polisi sebagai sumber informasi yang kredibel. Di antara keduanya, tersimpan tanggung jawab besar: memastikan bahwa publik mendapatkan informasi yang jernih, bukan kabar yang keruh karena kepentingan.

Dan mungkin, seperti aroma kopi yang menenangkan di pagi hari, hubungan antara pers dan Polres Pacitan perlu terus diseduh dengan kejujuran, dialog, dan rasa saling percaya.***

Penulis : Jefri Asmoro Diyatno

Views: 24