LAMONGAN.Faktanews24-Wilayah Bluluk, Kecamatan Bluluk, Kabupaten Lamongan, Jawa Timur (yang saat ini dipimpin Camat M. Eko Triprasetyo S.STP., M.KP., yang mantan Camat Turi, red.), ternyata pernah sangat ‘hidup’ dan denyut perekonomian serasa lebih ‘ada’ pada masa lalu saat masih terdapat jalur transportasi Kereta Api (KA) Babat (Kabupaten Lamongan) – Jombang (Kabupaten Jombang). Sebab diantara pemberhentian jalur KA Babat – Jombang itu diantaranya adalah Bluluk, sehingga Pasar Bluluk ketika itupun cukup ramai. KA Babat – Jombang beroperasi sejak jaman Belanda, dan berhenti beroperasi sekitar tahun 1981 lalu alias sekitar 44 tahun lalu.

Kurang lebih hal tersebut mencuat dalam perbincangan antar warga figur-figur yang pernah merasakan ‘denyut’ Bluluk smp swadaya diantaranya Sri Rahayu, Tasirin, Baris, Sumiarso, Eko, Handoyo, P. ‘Kucing’, Sumarsono, Purwanto, Budi Sarju, Mulyono dan lainnya
“Bluluk dan sekitar sini dulu ‘kan pernah cukup maju, pada saat ada jalur kereta api, pasar juga hidup, ekonomi masyarakat serasa ada denyut, nyala,” ungkap Miarso bersemangat, namun seraya menyayangkan saat ini kurang berkembang.

Sejumlah temannya membenarkan, sekaligus mereka sepakat perlunya perhatian ekstra-ekstra lebih terutama dari Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Lamongan. Juga perlu perhatian para anggota legislatif, tidak hanya DPRD Lamongan (karena banyaknya kekurangan yang dirasa) akan tetapi juga para anggota DPRD Jatim Dapil Lamongan – Gresik, anggota DPR RI Dapil Lamongan – Gresik, maupun anggota DPD RI Dapil Provinsi Jawa Timur.

Kecamatan Bluluk untuk di DPRD Lamongan saat ini termasuk kedalam Dapil 2. Dimana Dapil 2 terdiri dari Kec. Bluluk, Kec. Modo, Kec. Ngimbang, Kec. Sukorame, Kec. Sambeng, Kec. Mantup, Kec. Kembangbahu. Dengan sebelas (11) anggota DPRD Lamongan dari Dapil tersebut yaitu Andriati Kusumawardani PKB, Fatin Sufairoh PKB, Achmad Haikal Robbani PKB, Suhartono GERINDRA, Sulastri GERINDRA, Husen PDIP, Kacung Purwanto GOLKAR, Tasirin NASDEM, Widji PAN, Bachrudin M Alifian Arzaq DEMOKRAT, Naim PPP.

Hal tersebut dirasa kurang, apalagi tidak semua anggota DPRD itu memperhatikan Wilayah Kecamatan Bluluk yang terdiri dari sembilan (9) desa yaitu Banjargondang, Bluluk, Bronjong, Cangkring, Kuwurejo, Primpen, Songowareng, Sumberbanjar, dan Talunrejo. Bluluk yang terletak sekitar 45 km ke arah Barat Daya dari ‘Kota’ Lamongan terdiri dari 9 desa, 41 dusun, 62 RW dan 164 RT. Diantara desa-desa di Kecamatan Bluluk yang rawan kesulitan air bersih saat musim kemarau diantaranya adalah Desa Cangkring, Desa Talunrejo. Meskipun di kecamatan lain di sekitar Bluluk, juga terdapat desa-desa seperti itu. Bahkan pada bulan Oktober 2024, BPBD Lamongan mencatat terdapat 13 kecamatan yang terdampak kekeringan termasuk Kec. Bluluk, Kec. Modo, Kec. Sambeng.

Lantas, jika misal untuk kebutuhan dasar pembangunan sarana prasarana di Kec. Bluluk untuk pengadaan air bersih saat musim kemarau diperlukan sekitar Rp. 5 Miliar. Kemudian untuk cor jalan Bluluk – Modo – Dradah sepanjang sekitar 13,4 km dengan lebar 6 meter diperlukan anggaran sekitar Rp.22.110.000.000 (dua puluh dua miliar lebih). Lalu misal perlu investasi pembangunan tempat wisata misal Rp.15 Miliar. Dari tiga (3) item itu saja tampak membutuhkan anggaran sekitar 44.110.000.000 (empat puluh miliar lebih). Belum termasuk penataan pasar yang ‘humanis’ dan lain – lainnya.
Untuk itu juga dirasa perlu perhatian dari anggota DPRD Jatim Dapil Lamongan – Gresik maupun DPRD Jatim umumnya, juga dari anggota DPR RI Dapil Lamongan – Gresik maupun DPR RI umumnya, hingga anggota DPD RI yang mewakili Dapil Provinsi Jatim. Salah satu anggota DPR RI dari Dapil lain, yang juga Ketua DPD Golkar Jatim, Dr H. Ali Mufthi SAg (lahir di Lamongan 17 Oktober 1970, red.) beberapa waktu lalu sempat bertemu Bupati Lamongan Yuhronur (Pak Yes) diantaranya untuk membicarakan mengenai pembangunan infrastruktur Lamongan.
Adapun tujuh (7) anggota DPRD Jatim Dapil Lamongan – Gresik periode 2024 – 2029 yaitu:
1). H. Makin Abbas Lc MA, PKB
2). Hasanuddin, SHI MH, PDI Perjuangan
3). Drs. H. Husnul Aqib, MM, PAN
4). Dr. Kodrat Sunyoto SH MSi, Golkar
5). H. Much. Abdul qodir, PKB
6). Drs. MH. Rofiq, Gerindra
7). Ahmad Iwan Zunaih, Nasdem
Untuk tujuh anggota DPR RI Dapil Lamongan – Gresik periode 2024 – 2029 yaitu:
1). Nasirul Falah Amru (PDIP)
2). Jazilul Fawaid (PKB)
3). Ahmad Labib (Golkar)
5). Jiddan (Nasdem)
6). Khilmi (Gerindra)
7). Nila Yani Hardiyanti (PDIP)
Untuk empat (4) anggota DPD RI Dapil Jatim periode 2024 – 2029 yaitu:
1). Ahmad Nawardi
2). A.A. La Nyalla Mahmud Mattalitti
3). Lia Istifhama
4). Kondang Kusumaning Ayu
Dimana Kondang Kusumaning Ayu (lahir tanggal 19 Mei 1993, red.) sempat heboh saat kampanye-kampanye DPD RI dengan pesona fotonya yang cantik.
“Bluluk kita ini perlu perhatian banyak pihak,” tandas Miarso lebih jauh, dengan harapan ‘sentral’ Kecamatan Bluluk memiliki hal-hal yang bisa ‘mendenyutkan’ desa-desa sekitarnya, terkhusus yang berada di wilayah Kecamatan Bluluk, dalam hal ekonomi juga sarana prasarana, terutama akses jalan, transportasi, trotoar, taman-taman, Penerangan Jalan Umum (PJU), bahkan tempat wisata untuk dijadikan magnet, dan lainnya. Bahkan jika mungkin agar dihidupkan kembali jalur Kereta Api (KA) Babat – Jombang yang melewati Bluluk. Juga perlu Trans Jatim, misal rute Babat – Kedungadem dan sekitar (Kab. Bojonegoro) start dari Terminal Babat – Dradah – Modo – Bluluk – Sukorame – Kedungadem dan sekitar Pergi Pulang (PP).
Dikatakannya pada waktu Lamongan dipimpin Bupati Masfuk (lahir di Lamongan, 6 Juni 1962, red.) pernah ada rencana untuk tiap kecamatan agar ada minimal satu tempat wisata untuk daya tarik. Masfuk yang menjabat Bupati Lamongan periode 1999-2004 dan 2004-2009, pada waktu itu juga sudah sempat membangun trotoar-trotoar beserta Penerangan Jalan Umum (PJU) di tiap kecamatan, namun kini belum terlihat tindak lanjut dari penggantinya untuk kesinambungan.
Pada era Bupati Masfuk, Lamongan jadi luar biasa termasuk melahirkan Wisata Bahari Lamongan (WBL) beserta wisata ‘turunannya’. Hingga pada tahun 2008, Masfuk dinobatkan sebagai bupati terbaik se-Indonesia di bidang perdagangan, pariwisata, dan investasi oleh Regional Trade di forum Indonesian Regional Investment Forum (IRIF).
Mengenai untuk kemungkinan membangkitkan kembali jalur transportasi Kereta Api (KA) Babat – Jombang, pernah disampaikan oleh salah satu Kepala Daerah Lamongan, pada waktu Wahid Wahyudi menjabat Pj Bupati Lamongan. Hal tersebut dinyatakan pada sekitar bulan September 2015 atau sekitar sepuluh tahun lalu. Kendala utama adalah banyak lahan untuk jalur yang sudah dijadikan bangunan rumah oleh penduduk. Kini, putra dari Wahid Wahyudi yaitu Dirham Akbar Aksara / Dirham Aksara (lahir tanggal 2 Oktober 1995, red.) menjadi Wakil Bupati Lamongan periode 2025 – 2030, dengan bupatinya dijabat Yuhronur Efendi (lahir 12 Januari 1968, red.). Mereka menang dalam Pilbup Lamongan 2024 yang tanggal Hari H coblosannya tanggal 27 November 2024.
Banyak harapan yang lahir dari sela-sela acara Temu Kangen Miarso dkk, termasuk tentang prioritas pembangunan jalan akses untuk Bluluk dengan wilayah kecamatan-kecamatan sekitarnya dimana banyak yang masih rusak, juga lebar jalan yang kurang memadai, yang harusnya minimal enam (6) meter. Jarak Bluluk – Sukorame sekitar 4,5 km; Bluluk – Modo 8,6 km; Bluluk – Dradah 13,4 km; Bluluk – Ngimbang 13,9 km; Bluluk – Kabuh (Kab. Jombang) 15,1 km; Bluluk – Kedungadem (Kab. Bojonegoro) 19,8 km.
Pada rute jalan Bluluk – Modo – Dradah 13,4 km masih banyak jalan yang rusak parah dan membahayakan, meskipun sebagian kecil sudah berupa jalan cor namun rata-rata lebar masih kurang. Rute jalan Bluluk – Ngimbang 13,9 km juga banyak yang rusak. Sedangkan yang sudah cukup bagus adalah rute Bluluk – Sukorame 4,5 km.
Posisi Bluluk dalam peta seperti ‘terjepit’ di perbatasan barat antara Kabupaten Lamongan – Kabupaten Bojonegoro. Pada bagian Utara berbatasan dengan Wilayah Kecamatan Modo; di Timur berbatasan dengan Wilayah Kec. Ngimbang, lalu di Selatan berbatasan dengan Wilayah Kec. Sukorame. Sedangkan di bagian Barat berbatasan dengan hutan dan Wilayah Kecamatan Kedungadem Kabupaten Bojonegoro.
Untuk itu ada yang punya ide, perlu ada event-event pada waktu tertentu dengan melibatkan pihak-pihak yang peduli serta kerjasama-kerjasama, misal mengadakan Pagelaran Wayang Kulit secara berkala, dihubungkan dengan HUT-HUT Hari-Hari Penting Nasional termasuk misal HUT Hari Tani, HUT TNI 5 Oktober, HUT Provinsi Jawa Timur 12, HUT Sumpah Pemuda 28 Oktober dan lain-lain. Ki Baris, pensiunan danramil yang juga dalang, siap dengan wayangnya jika ‘ditanggap’ untuk event-event.
Sementara itu, di Bluluk juga banyak desa yang rawan terjadi kekeringan dan kekurangan air bersih saat musim kemarau, diantaranya Desa Cangkring dan Desa Talunrejo. Juga titik-titik tertentu yang menyebar.
Meskipun pada umumnya di Kabupaten Lamongan juga banyak desa yang rawan kekurangan air pertanian. Yang terparah adalah banyak yang rawan kekeringan, kekurangan air bersih saat musim kemarau. Misal pada bulan Agustus tahun lalu (2024) berdasarkan Surat Keputusan (SK) Bupati Lamongan tertanggal 31 Mei 2024, No: 188/680/KEP/413.013/2024 tentang Status Siaga Darurat Bencana Kekeringan di Lamongan Tahun 2024, terdapat 182 dusun, 93 desa di 15 kecamatan yang berpotensi mengalami kekeringan dan kekurangan air bersih. BPBD Lamongan juga sempat menghimbau agar dana CSR dan bantuan lain juga bisa diberikan oleh pihak swasta maupun terkait.
‘Bisnis’ besar di sekitar Bluluk juga hanya sedikit sekali jumlahnya, hanya satu dua, itupun jaraknya rata-rata lebih dari 10 km dari Bluluk.
Diantaranya Gudang Tembakau Mas Toni milik H. Toni Hartono, JL. Makmur No.I, Tj. Kulon, Munungrejo, Kec. Ngimbang, Kabupaten Lamongan. Dimana Toni Hartono juga mengembangkan pertanian hidroponik melon (di Ganggantingan Kec. Ngimbang yang berjarak sekitar 11 km dari Bluluk, melewati jalur Sukorame, red.) untuk ekspor, peduli UMKM, pembinaan media dan online, hingga menjadi pemegang KARTANU.
Kemudian ada pabrik gula PT Kebun Tebu Mas (KTM) – Mitr Phol Group yang 75 persen sahamnya sejak Agustus 2023 telah dimiliki Mitr Phol Group dari Thailand yang dikenal sebagai perusahaan penyumbang produksi gula untuk Thailand, hingga bisa menjadikan Thailand masuk kedalam lima (5) terbesar dunia sebagai negara eksportir gula. Lokasi pabrik gula tersebut berjarak sekitar 10 km lebih dari Bluluk, tepatnya di Jalan Babat – Jombang No.KM 25, RW.5, Pule, Lamongrejo, Kec. Ngimbang, Kabupaten Lamongan. Mitr Phol Group yang berpusat di Thailand, sudah berdiri sejak tahun 1946 dengan memiliki pabrik di berbagai negara termasuk Tiongkok, Laos, Kamboja dan Australia.
Untuk itu Miarso dkk berharap berbagai hal untuk Bluluk, termasuk masih banyaknya jalan yang rusak yang perlu diperbaiki, pasar, tempat-tempat yang rawan kekeringan dan kekurangan air bersih saat kemarau, pembangunan trotoar-trotoar, lampu Penerangan Jalan Umum (PJU), sarana prasarana kesehatan, dan lainnya. Yang juga penting adalah perlu dibangun tempat wisata seperti ide jaman Bupati Masfuk untuk mempercepat ‘denyut’ ekonomi.
Untuk Bluluk perlu perhatian ekstra lebih, terutama dari Pemkab Lamongan. Juga dari legislatif termasuk DPRD Jatim, DPR RI, DPD RI yang didalamnya terdapat nama Kondang Kusumaning Ayu, juga dari pihak-pihak terkait yang peduli dagri lugri. Pendapat Anda? Sms atau WA kesini= 081216271926 / 081215754186 (Siswahyu).












