Berita Nasional

Edi Welliang Peci Merah Panglima Budaya Pro Kondang Kusumaning Ayu DPD RI Turun Ke RT – RT

9
×

Edi Welliang Peci Merah Panglima Budaya Pro Kondang Kusumaning Ayu DPD RI Turun Ke RT – RT

Sebarkan artikel ini

MOJOKERTO.Faktanews24 -Tampak foto kolase, Edi Welliang dan Kondang Kusumaning Ayu S.PSi anggota DPD RI 2024 – 2029. Foto kolase lainnya, Edi Welliang – Norman Handito Kepala Dinas Kebudayaan, Pemuda, Olahraga dan Pariwisata (Kadisbudporapar) Kabupaten Mojokerto dan Kondang Kusumaning Ayu.

Menjelang Pemilihan Umum (Pemilu) 14 Februari tahun lalu (2024), salah satu kehebohan adalah penampilan Kondang Kusumaning Ayu, S.Psi, yang ketika itu belum terpilih tetapi statusnya masih sebagai Calon Anggota DPD RI Daerah Pemilihan (Dapil) Provinsi Jawa Timur (Nomor Urut 10). Kondang, perempuan kelahiran Surabaya 19 Mei 1993 itu menjadi buah bibir di jagat maya, bahkan hingga pasca Pemilu 2024. Pesona parasnya pada saat kampanye dalam berbagai pose tampilan banner / baliho serta pada kertas surat suara menjadikan para netizen heboh dimana-mana.

Wanita yang punya almamater SMP Muhammadiyah 5 Surabaya dan SMA Muhammadiyah 2 Surabaya serta jurusan psikologi Universitas Airlangga (Unair) itupun terpilih menjadi anggota DPD RI Dapil Jatim periode 2024 – 2029, bersama dengan (senator incumbent) Ahmad Nawardi (3.281.105 suara); (senator incumbent) LaNyalla Mattalitti (3.132.076 suara); lalu, Lia Istifhama (keponakan Gubernur Khofifah Indar Parawansa) dengan perolehan 2.739.123 suara. Sedangkan Kondang Kusumaning Ayu memperoleh 2.542.036 suara.

Sedangkan periode sebelumnya, empat anggota DPD RI Dapil Jatim periode 2019 – 2024 adalah Evi Zainal Abidin (2.416.663 suara); AA La Nyalla Mahmud Mattalitti 2.267.058 (suara); Ahmad Nawardi
S.Ag. (1.414.478 suara); Adilla Azis
S.E. (1.322.755 suara). Dulu, Kondang Kusumaning Ayu adalah staf dari Evi Zainal Abidin (anggota DPD RI 2019 – 2024). Staf Bidang Administrasi.

Edi Welliang Peci Merah Panglima Budaya mengapresiasi kepedulian Kondang Kusumaning Ayu, saat menjadi anggota DPD RI kini. Kondang yang lulusan Psikologi UNAIR tahun 2017, dengan tema skripsi “Kecerdasan Emosional pada Wanita sebagai Orang Tua Tunggal akibat Perceraian”, menjadikannya sepakat bahwa hal tersebut merupakan bagian petunjuk kepedulian Kondang terhadap isu-isu sosial dan psikologis perempuan.

“Ibu Kondang Kusumaning Ayu selaku anggota DPD RI, kita lihat pro aktif turun ke masyarakat sejak dari awal menjadi anggota DPD RI,” ungkap Edi Welliang yang sekitar tiga bulan lalu di Mojokerto (Jawa Timur) baru saja mengadakan acara budaya bertajuk: Pesta Rakyat Panglima Budaya, dengan dihadiri ribuan masyarakat, dengan menampilkan seni budaya, juga seribu (1.000) mangkok bakso gratis dan seribu (1.000) cup teh gratis.

Saat terjadi permasalahan Kelangkaan Elpiji ketika itu, Kondang juga bergerak cepat. Terdeteksi beberapa daerah di Indonesia mengalami kelangkaan gas elpiji 3 kg, yang dikenal sebagai “gas melon”. Beberapa penyebabnya termasuk perubahan kebijakan distribusi, disparitas harga, dan dugaan penimbunan.

Begitu pula pada suatu acara, Kondang Berdialog dan Berdiskusi dengan Masyarakat. Diantara hasil serap aspirasi yang didapat, bahwa kurangnya perangkat desa dan pengurus BUMDes mengenai pengelolaan usaha, manejemen bisnis, dan regulasi terkait. Diantaranya pula untuk mengatasi permasalahan tersebut diperlukan upaya bersama dari pemerintah desa, pengurus BUMDes, masyarakat, dan pihak terkait lainnya untuk meningkatkan kapasitas, transparansi, akuntabilitas dan inovasi dalam pengelolaan BUMDes.

Juga ketika Kondang Bersama PWRI. Persatuan Wredatama Republik Indonesia (PWRI) berperan sebagai wadah bagi para pensiunan Pegawai Negeri Sipil (PNS) untuk tetap aktif berkontribusi bagi masyarakat dan negara, serta menjadi mitra pemerintah dalam berbagai program pembangunan.

PWRI, organisasi nirlaba yang didirikan di Yogyakarta pada tanggal 24 Juli 1962 ini dengan asas Pancasila serta bersifat nasional, mandiri, demokratis, dan menjunjung tinggi hak asasi manusia.

Organisasi PWRI ini juga bertujuan untuk mempererat persatuan, meningkatkan kesejahteraan, serta mendayagunakan pengalaman dan pengetahuan para wredatama sebagai mitra pemerintah.

“Banyak kegiatan ke masyarakat bawah yang dilakukan Ibu Kondang Kusumaning Ayu selaku DPD RI. Bahkan peduli ke RT – RT,” ungkap Edi Welliang Peci Merah Panglima yang kedepan akan mengadakan lagi Pesta Rakyat Panglima Budaya, Bersama PKL / UMKM Bersatu, dengan menampilkan berbagai seni budaya termasuk Wayang Kulit, Campursari dan lainnya. Dalam Rangka HUT TNI 5 Oktober, HUT Provinsi Jatim 12 Oktober, Hari Kebudayaan Nasional 17 Oktober (yang kebetulan sama dengan HUT Presiden Prabowo), HUT Sumpah Pemuda 28 Oktober, Dan Hari-Hari Besar Nasional Untuk Bersatu, Cinta Tanah Air.

“Dan harapan kami ke depan, Ibu Kondang Kusumaning Ayu juga lebih peduli ke kalangan bawah seni budaya,” tambah Edi Welliang Peci Merah Panglima Budaya, yang terbiasa mengenakan peci namun berwarna merah. Dimana yang memperkenalkan budaya peci sebagai simbol nasionalis untuk melawan kolonialisme adalah pahlawan nasional HOS Tjokroaminoto. Namun yang mempopulerkan adalah Bung Karno. Sebab, Tjokroaminoto yang lahir di Ponorogo tanggal 16 Agustus 1882, telah wafat jauh sebelum Kemerdekaan RI 17 Agustus 1945, yaitu tanggal 17 Desember 1934. Tjokroaminto adalah juga Ayah dari Siti Oetari. Siti Oetari merupakan istri pertama Ir Sukarno / Bung Karno (Proklamator / Presiden ke-1 RI). Salah satu cicit dari Tjokroaminoto yang juga cucu Siti Oetari adalah artis Maia Estianty (lahir di Surabaya 27 Januari 1976, red.) yang saat ini jadi istri dari pengusaha Irwan Danny Mussry / Irwan Mussry (lahir 15 November 1962, red.). Pendapat Anda? Sms atau WA kesini= 081216271926 / 081215754186 (Siswahyu).

Views: 0
Aris Taufiq
Author: Aris Taufiq

peci merah
sis