Berita Nasional

Curang Menyelimuti Lomba Kebersihan di Kelurahan Baleharjo Pacitan, Warga Kecewa Juri Tak Obyektif

13
×

Curang Menyelimuti Lomba Kebersihan di Kelurahan Baleharjo Pacitan, Warga Kecewa Juri Tak Obyektif

Sebarkan artikel ini
Img 20250831 Wa0244

Faktanews24.com – Pacitan, Aroma kecurangan menyelimuti pelaksanaan lomba kebersihan tingkat RT di Kelurahan Baleharjo, Kecamatan/Kabupaten Pacitan. Alih-alih membawa semangat gotong royong dan persaingan sehat, lomba yang digadang-gadang sebagai ajang apresiasi justru menuai kontroversi.

Sejumlah warga menilai para juri tidak obyektif dalam memberikan penilaian. RT yang selama ini dikenal aktif, bahkan pernah mewakili Kabupaten Pacitan di tingkat Provinsi dan meraih prestasi, justru hanya ditempatkan sebagai juara dua.

Ironisnya, RT lain yang kondisinya dinilai kurang layak justru keluar sebagai juara pertama. “Sampah dan genangan air penuh jentik bisa menang juara satu. Itu bukti juri tidak kompeten,” tegas Sugiharto, saat diwawancarai wartawan pada Minggu, 31 Agustus 2025.

Protes pun langsung dilayangkan warga dengan menyertakan bukti berupa foto kondisi lingkungan yang dianggap tidak pantas menyandang predikat juara. Namun, jawaban juri dinilai mengecewakan.

Ajeng, salah satu juri yang juga merupakan bidan kelurahan, hanya terdiam ketika ditanya warga terkait kriteria penilaian. “Gak bisa memberikan keterangan,” keluh warga lainnya.

Sementara Ashuri, juri lainnya, hanya berkilah, “Saya hanya dimintai tolong untuk membantu menilai lomba.” Jawaban tersebut makin memperkuat dugaan warga bahwa penilaian tidak dilakukan secara profesional.

Kecurigaan warga semakin kuat bahwa lomba ini tidak lebih dari sekadar kegiatan seremonial belaka. “Jangan-jangan kegiatan ini hanya untuk menghabiskan anggaran,” Sindir Sugiharto.

Beberapa warga bahkan melontarkan kritik pedas terhadap oknum juri. “Bu bidan kui slalu nuntut apik kanggo suport kelurahan, tapi gak ngerti perjuangan warga menjaga kebersihan dan kedamaian lingkungan,” celetuk seorang warga dengan nada kesal.

Lomba kebersihan seharusnya menjadi ajang memotivasi warga menjaga lingkungan. Namun jika hasilnya justru memicu kekecewaan, maka tujuan lomba akan hilang. Ketidaktransparanan ini berpotensi menggerus kepercayaan publik terhadap pemerintah kelurahan.***

Penulis : Jefri Asmoro Diyatno