Faktanews24.com – Pacitan, Jalur Lintas Selatan (JLS) selama ini dikenal sebagai jalan andalan yang menghubungkan berbagai kecamatan di Pacitan. Mulai dari Jembatan JLS Ploso hingga Jembatan JLS Sirnoboyo, aspal yang mulus dan bebas lubang menjadikannya favorit bagi pengendara motor maupun mobil. Di siang hari, perjalanan di JLS terasa nyaman dan aman, memberikan pengalaman berkendara yang memuaskan.
Namun, di balik kenyamanan itu terselip masalah serius yang kerap diabaikan: lampu penerangan jalan yang tidak berfungsi. Dalam penelusuran awak media, ditemukan beberapa titik di sepanjang JLS di mana lampu jalan mati total. Fenomena ini tentu memunculkan kekhawatiran besar, terutama bagi pengendara malam hari dan wisatawan yang melintasi jalur ini untuk menikmati keindahan pesisir Pacitan.
“Harapannya lampu penerangan jalan ini, kalau bisa ya diperbaiki biar jalannya kelihatan terang. Karena kalau gelap kadang bisa mengakibatkan kecelakaan,” ujar Rio, seorang pengendara saat ditemui wartawan pada Jumat, 22 Agustus 2025 dini hari.
Lampu jalan, menurut pengamat keselamatan transportasi, bukan sekadar pelengkap estetika. Fungsinya sangat vital untuk keamanan. Jalan yang gelap meningkatkan risiko kecelakaan, bahkan membuka peluang bagi tindak kriminal. JLS, yang termasuk jalur rawan kecelakaan, menghadirkan tantangan tersendiri bagi pemerintah dan masyarakat.
lebih lanjut dia menambahkan, “Untuk pemerintah agar segera mengkroscek atau memperbaiki di jalan ini, agar penerangan jalan ini untuk lampunya bisa nyala. Kalau dibiarkan gelap terus, bisa berbahaya bagi pengendara maupun masyarakat sekitar,” Tegasnya.
Selain risiko kecelakaan, gelapnya JLS juga membuka peluang bagi perilaku negatif. Anak-anak yang nongkrong di jalan gelap, potensi perkelahian, maupun tindak kriminal bisa terjadi karena minimnya pengawasan dan penerangan.
“Untuk di jalan ini penerangan itu tidak berfungsi alias gelap. Jadi kadang disini ada anak-anak yang nongkrong atau mungkin bisa mengakibatkan terjadinya suatu tindak kekerasan atau perkelahian karena jalannya tidak kelihatan atau gelap bisa dimanfaatkan menjadi tindakan yang tidak baik,” Pungkasnya.
Kondisi ini menimbulkan pertanyaan besar bagi masyarakat Pacitan: apakah pemerintah cukup serius menjaga keselamatan warga dan wisatawan yang melintas JLS di malam hari? Jalan nasional yang menghubungkan Kelurahan Sidoharjo dan Kecamatan Kebonagung seharusnya menjadi simbol keamanan dan kemajuan infrastruktur, namun kenyataannya masih banyak titik yang gelap gulita.
Sementara itu, masyarakat berharap pemerintah segera melakukan tindakan nyata, tidak hanya memperbaiki jalan aspal, tetapi juga memastikan seluruh lampu penerangan jalan berfungsi optimal. Keselamatan warga, kenyamanan wisatawan, dan citra Pacitan sebagai destinasi wisata yang aman harus menjadi prioritas.
Jika kondisi ini terus dibiarkan, bukan hanya risiko kecelakaan yang mengintai, tetapi juga citra Pacitan sebagai daerah yang ramah dan aman bagi wisatawan akan terganggu. JLS yang mulus di siang hari kini menjadi pengingat bahwa pembangunan fisik tanpa perhatian terhadap keselamatan bisa menimbulkan masalah besar di kemudian hari.
Masyarakat menuntut jawaban: kapan pemerintah akan bertindak, dan siapa yang bertanggung jawab atas gelapnya jalur vital ini? Tanpa penerangan memadai, JLS malam hari bisa menjadi zona berbahaya, jauh dari kesan nyaman dan aman yang selalu dibanggakan.***
Penulis : Jefri Asmoro Diyatno












