Berita Viral

Gaspoll, Edi Weliang Peci Merah Sebut Perlu Rekonsiliasi Intensif Jabar – Jatim: Perlu Kang Dedi Mulyadi

12
×

Gaspoll, Edi Weliang Peci Merah Sebut Perlu Rekonsiliasi Intensif Jabar – Jatim: Perlu Kang Dedi Mulyadi

Sebarkan artikel ini

MOJOKERTO.Faktanews24- Perang Bubat (Pasunda Bubat) di Alun-Alun Bubat kawasan utara Trowulan, tahun 1279 Saka (1357 Masehi).

Pada era nasional nusantara Kerajaan Majapahit yang berpusat di Trowulan – Mojokerto – Jombang (serta Sidoarjo – Surabaya – Gresik – Lamongan) dan sekitar, pernah terjadi saling selisih paham dengan Kerajaan Sunda Galuh terkait Peristiwa Bubat, seperti sebagai selisih paham antara Jawa Timur (Jatim) dengan Jawa Barat (Jabar). Meskipun antara raja mereka, Raja Hayam Wuruk (Raja Majapahit) dan Prabu Maharaja Linggabuana (Raja Galuh) masih famili.

Namun hal tersebut telah dilakukan REKONSILIASI BUDAYA, saat Gubernur Jatim dijabat Soekarwo (Pakde Karwo) dan Gubernur Jabar dijabat Ahmad Heryawan (Kang Aher). Rekonsiliasi budaya dilakukan bersama dengan Sri Sultan Hamengkubuwono X (SRI SULTAN) Gubernur Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY).

Gubernur Jabar saat ini, Dedi Mulyadi / Kang Dedi Mulyadi (KDM) yang peduli seni budaya, dengan adanya rekonsiliasi itu oleh banyak kalangan dan tokoh, diharapkan kian mempererat hubungan Jabar dengan Jatim yang saat ini dipimpin Gubernur Khofifah Indar Parawansa.

Diantara harapan itu datang dari tokoh seni budaya Jatim, Edi Weliang nasional komunitas Peci Merah dan komunitas Panglima Budaya yang baru-baru ini mengadakan Pesta Rakyat dan deklarasi Panglima Budaya secara mandiri dengan mengadakan hiburan seni budaya untuk rakyat serta makan gratis seribu (1.000) mangkok bakso dan seribu (1.000) minuman teh (cup teh) di Dusun Jabaran, Desa Pohkecik, Kecamatan Dlanggu, Kabupaten Mojokerto, Jatim. Menghabiskan anggaran puluhan juta. Namun meriah dan viral meskipun Edi Weliang bukanlah ‘youtuber’ seperti Kang Dedi Mulyadi (KDM) yang telah memiliki beberapa channel youtube yang terkenal.

“Rekonsiliasi budaya telah terjadi antara Jatim dan Jabar, perlu dilanjutkan dengan jalinan hubungan yang lebih intensif antara Jatim dan Jabar termasuk soal seni budaya. Misal yang sederhana, pentas bersama artis yang peduli tradisi Jabar dengan artis Jatim. Misal dari Jabar ada artis peduli budaya seperti Ohang dan Kanaya yang dekat dengan KDM. Kalau perlu diadakan bersama di Mojokerto. Meskipun misal sederhana namun yang terpenting adalah khidmatnya,” ungkap Edi Weliang yang juga Ketua Yayasan Tri Jaya Mukti yang beberapa tahun lalu pernah maju menjadi Calon Bupati (Cabup) Mojokerto dari jalur independen diantaranya karena keinginannya memajukan seni budaya Mojokerto khususnya agar berdampak se-Jatim dan nasional.

Siswahyu Kurniawan SSos Pengurus Wilayah (PW) Media Independen Online (MIO) Provinsi Jawa Timur, mendukung pemikiran Edi Weliang yang selama ini telah cukup banyak berkiprah dalam seni budaya.

Menurutnya, soal agar terjalin lebih intensif rekonsiliasi budaya antara Jatim dan Jabar, Edi Weliang bukan hanya ingin omon-omon, bukan hanya suka mengusulkan saja kepada Gubernur Jabar Kang Dedi Mulyadi.

Akan tetapi jauh sebelum rekonsiliasi formal antara Jatim dan Jabar melalui Gubernur Jatim Pakde Karwo dan Gubernur Jabar Kang Aher pada waktu itu, ternyata Edi Weliang secara ‘informal’ non pemerintahan telah melakukan berbagai kegiatan seni budaya yang rekonsiliatif antara Jabar dan Jatim, dengan melibatkan pelaku seni budaya Jabar dan Jatim.

Diantara yang dilakukan oleh Edi Weliang dkk yaitu mengadakan Pameran Lukisan Sungging Adi Linuwih (SAL) yang melibatkan pelukis dari berbagai daerah di Indonesia termasuk dari Jawa Barat dan Jawa Timur. Meskipun fokus utama tempat pameran adalah di pelosok desa, di Gedung Serbaguna, Jalan Raya Pohkecik, Desa Pohkecik, Kecamatan Dlanggu, Kabupaten Mojokerto. Tempat yang sebagian wilayahnya juga dikenal sebagai bagian pusat Majapahit.

“Diantara Pameran Lukisan Sungging Adi Linuwih yang diadakan Pak Edi Weliang dkk itu salah satunya acara dibuka oleh Ali Mannagalli putra Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa,” ungkap Siswahyu Kurniawan yang PW MIO Jatim sendiri juga beberapa kali saling dukung dengan Sungging Adi Linuwih – Edi Welliang dkk.

Pameran Lukisan SAL yang diadakan minimal satu kali dalam setahun itu, untuk tahun 2025 ini telah terlaksana untuk tahun yang kesepuluh (10), banyak pelukis Jabar yang terlibat dari awal.

“Kami bersyukur Pameran Lukisan Sungging Adi Linuwih hingga tahun 2025 ini adalah tahun yang kesepuluh, dari awal banyak seniman dari Jabar yang terlibat,” ungkap Edi Weliang yang peduli seni budaya, yang diantaranya ke depan merancang Jalan Sehat Seni Budaya, Fun Run Seni Budaya dan sejenisnya yang akan dilaksanakan di berbagai daerah secara bertahap termasuk di Kabupaten Jombang, Sidoarjo dan lain-lain yang untuk memperluas jangkauan seni budaya perlu kerjasama-kerjasama dan dukungan berbagai pihak, termasuk pemerintah daerah masing-masing beserta jajaran maupun pihak swasta peduli.

“Kami bersyukur bisa melangkah sejauh ini,” tandas Edi Welliang yang beberapa diantaranya bersama PW Media Independen Online (MIO) Jatim ini. Pendapat Anda? Sms atau WA kesini= 081216271926 / 081215754186 (Siswahyu).

Views: 1
Aris Taufiq
Author: Aris Taufiq

peci merah
sis