faktanews24.com || Bitung – Di balik tembok tinggi Lapas Kelas IIB Bitung, harapan dan perubahan tengah tumbuh. Melalui program pembinaan kerohanian yang konsisten, para warga binaan dibimbing untuk kembali menemukan jati diri, memperkuat keimanan, dan mempersiapkan diri menjadi bagian positif dari masyarakat. Senin (5/5/2025)
Kegiatan ini dilaksanakan secara rutin, dengan pengajian yang digelar di Masjid Nurul Insan dan ibadah Kristen di Gereja Petra Lapas Bitung. Keduanya melibatkan penyuluh agama dari Kementerian Agama Kota Bitung yang hadir memberikan bimbingan spiritual, pembinaan karakter, serta ruang dialog keagamaan yang damai dan inklusif.
Kalapas Bitung, Edi Kuhen, menegaskan pentingnya pendekatan keagamaan dalam proses pembinaan narapidana.
“Kami percaya bahwa pemasyarakatan bukan hanya soal menahan, tapi soal memulihkan. Melalui bimbingan keagamaan dari penyuluh Islam dan Kristen, kami melihat perubahan nyata—para warga binaan mulai membangun kesadaran, menyesali kesalahan, dan punya tekad untuk menjadi pribadi yang lebih baik,” ujar Edi Kuhen.
Lebih lanjut, Edi menyebut kegiatan ini juga menjadi bagian dari upaya Lapas dalam membantu pemerintah daerah mengurangi angka kriminalitas jangka panjang.
“Jika mereka keluar dengan mental yang lebih sehat, iman yang lebih kuat, dan bekal moral yang baik, maka mereka tidak akan kembali ke jalan yang salah. Inilah kontribusi Lapas Bitung dalam menjaga keamanan dan kedamaian Kota Bitung,” tambahnya.
Dengan pembinaan yang menyentuh aspek spiritual dan sosial, Lapas Bitung membuktikan bahwa pemasyarakatan bisa menjadi jembatan bagi mereka yang ingin bangkit, bukan sekadar tempat hukuman. Pemerintah dan masyarakat diharapkan terus mendukung langkah ini sebagai bagian dari ikhtiar bersama membangun Indonesia yang lebih manusiawi.